• 2
  • IMG_20150423_133609
  • IMG_7489
  • javascript image slider
  • IMG_7497
21 IMG_20150423_1336092 IMG_74893 IMG_75854 IMG_74975
jquery image carousel by WOWSlider.com v8.8

Kamis, 28 September 2017

Perlahan


P
agi itu matahari sangat bersemangat menampakan dirinya, ya entah dia ingin cepat melihat dunia atau dia ingin bertemu dengan sejuknya pagi. Karsyi, Karsyi Stephanie mahasiswa kedokteran ber almamater kuning itu bangun dari negri dongengnya. “Karsyi ayo cepat bangun, bukankah hari ini kamu harus menyelesaikan revisi mu?” Teriak David. “AH IYA! TERIMAKASIH DAVID!” Sontak Karsyi bangun terperanjat dari ranjang kesayangannya. Ngomong – ngomong, David adalah adikku dia yang selalu menemaniku sampai saat ini. Orang tuaku? Ah tenang aku masih termasuk keluarga lengkap. Namun, mereka memang selalu sibuk bekerja sejak kami kecil. Mereka bekerja di perusahaan ternama di 
USA.
     “Non, sarapan dulu non!” Teriak Bi Surti. Oh iya aku lupa ternyata aku tidak tiggal berdua saja dengan David, aku tinggal bersama Bi Surti dan Pa Mukhlis. “Ah bi, sudah telat. Nanti saja di kampus!”  Jawab Karsyi dengan tergesa-gesa. “Pa ayo pak! Bisa bisa skripsi saya tidak diterima Pa Juned lagi kalau telat.” Kesal Karsyi. Akhirnya mereka pergi ke kampus yang selalu familiar di telinga para masyarakat Indonesia. Karena terburu-buru Karsyi menghantam sosok yang tinggi dan sangat asing. “Sorry sorry gue gak sengaja dan lagi buru buru.” Ucap mereka berdua sambil membereskan buku yang berserakan di lantai.
Gambar terkait     “Nama gue Zaillah Atdan, jurusan kedokteran.” Ucap Zaillah. “Oke, gue duluan ya.” Balas Karsyi. Tanpa basa basi Karsyi meninggalkan Zaillah dengan enteng. “PA JUNEDH! TUNGGU SAYA PAK!” Teriak Karsyi. “Aduh ada apa sih Karsyi? Bapak juga gak tuli ya Karsyi.” Jawab Pak Juned. “Aduh pak maaf deh maaf, saya manggil bapak mau ngasih skripsi saya yang kemaren masih di revisi.” Jelas Karsyi. “Oalah bilang toh kamu ini dari tadi, kan kalo Cuma kaya gitu kamu gausah teriak sampe semua orang memperhatikanmu toh ndo” jawab Pak Juned. “Yeu si bapak puguan biar bapak ga pergi jauh kan bapak mah suka sok sok gak denger saya.” Jawab Karsyi. Setelah percakapan yang kurang penting ini akhirnya pa juned mengembalikan skripsi Karsyi dan lulus, selanjutnya Karsyi harus mempersiapkan sidangnya.
     Dengan perasaan senang Karsyi berjalan sambil bersenandung, tiba-tiba *DUGG…..*. “Ah buset siapa sih ini kalo jalan tuh liat liat dong, gatau apa orang lagi bahagia?!” Omel Karsyi. “Eh lo lagi, yang tadi pagi tabrakan sama gue kan?” Tanya Zaillah. “Yeu ni orang kenapa muncul lagi dah.” Dumel Karsyi di dalam hati. “Yahh ini orang kenapa bengong deh gue Tanya? Emang pertanyaan gue mirip soal anatomi manusia ya?” Kekeh Zaillah. “Iya itu gue.” Singkat Karsyi. “Nama lo siapa deh? Lo kedokteran juga disini?” Tanya Zaillah. “Karsyi, Karsyi Stephanie gue juga jurusan kedokteran disini.” Jawab Karsyi. Setelah berbincang bincang lama mereka akhirnya semakin nyambung. Karena mereka adalah mahasiswa di fakultas yang sama dan semester merekapun sama, mereka menyusun rencana setelah sidang dilaksanakan.

     Hari itu hari Selasa, 16 November 1998. Sidang Karsyi dan Zaillah sedang dilaksanakan. Namun, takdir merubah segalanya. Ketika mereka selesai berfoto menggunakan toga arti kelulusan tiba tiba Karsyi menyebrangi sebuah jalan yang memang masih lampu merah. Dia membeli dua buah es krim kesukaan dia dan tentu kesukaan Zaillah. Ketika ingin menyebrang kembali dia tidak melihat kanan dan kirinya karna yang ia fokuskan hanyalah pandangan kedepan yaitu pandangan ke Zaillah. “KARSYI, AWAS!!” Sebuah teriakan kasar memecah sebuah bendung di mata. Tidak ada senyum merkah seperti kemarin kemarin. Sakit, kesal, menyesal, marah, dan muram bersatu membuat raga yang terlihat kokoh dan ceria hancur tanpa kata kata berarti.



Nada Karima Fasya - XI IPA 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar