S
|
uatu hari aku
bermain ke taman bersama kakakku. Di taman, aku terjatuh dan langsung menangis.
Kakakku pun menggendongku pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, aku melihat
orangtuaku sedang berkemas-kemas.
“Bun, mengapa Bunda berkemas-kemas? Kita
mau ke mana?” tanyaku pada Bunda.
Bunda menjawabnya sambil tersenyum. “Kita
akan pindah rumah, Nak. Kerja Ayahmu dipindahkan ke daerah lain.”
“Baiklah kalau begitu aku akan berkemas
juga.” Aku pun langsung masuk ke rumah dan mengemasi barang-barangku.
Setelah
sampai di rumah baruku, aku langsung masuk ke dalam kamarku dan membereskan
barang-barangku. Setelah selesai, aku izin ke Bunda kalau aku ingin jalan-jalan
keliling komplek.
Saat aku sedang keliling komplek, aku
bertemu dengan seorang anak lelaki seumuranku. Aku menghampiri dan mengajaknya
berkenalan.
“Hai, namaku Arletta. Aku orang baru di komplek
ini. Namamu siapa?” tanyaku padanya sambil mengulurkan tanganku .
“Namaku Mike. Semoga kau betah tinggal di
komplek ini ya.” jawabnya sambil menjabat tanganku.
“Mulai hari ini kau jadi temanku ya”
“Iya”.
Sejak saat itulah kami memulai pertemanan kami.
Setiap hari aku bermain dengannya. Dia
selalu datang ke rumahku. Bundaku pun senang melihat aku sudah memiliki seorang
teman. Aku juga pernah diajaknya main ke rumahnya sehingga keluargaku dan
keluarganya sudah saling mengenal. Dia menjagaku dengan baik seperti kakakku
menjagaku. Aku selalu merasa aman jika berada didekatnya. Dia memang sahabatku
yang paling aku sayangi dan aku tidak ingin kehilangannya.
Sudah 5 tahun aku berteman dengan Mike.
Kami semakin dekat, apalagi setiap berangkat sekolah maupun pulang sekolah aku
selalu bersamanya. Kami pun satu sekolah dan satu kelas sehingga selalu bersama
kemanapun dan dimanapun. Setiap pulang sekolah, aku bermain terlebih dahulu
dengan Mike walaupun hanya ke taman membeli es krim atau jalan-jalan mengelilingi
kebun teh.
Saat aku pulang ke rumah setelah bermain
dengan Mike, aku melihat kakakku sedang mengemasi barang-barangnya. Karena
penasaran, aku pun bertanya padanya.
“Kakak mau kemana? Mengapa kakak mengemasi
barang-barang kakak?” tanyaku menatapnya heran.
“Kami semua akan pindah rumah lagi let,
sebaiknya kamu memberitahu Mike bahwa kamu akan pindah rumah.” jawab Kakakku
sambil mengemasi barang-barangnya.
“APAA??!! Aku tidak ingin pindah rumah kak.
Bagaimana dengan aku dan Mike nanti? Kami pasti tidak akan pernah bermain
bersama lagi. Aku akan kesepian kak, aku tidak ingin berjauhan dengan Mike”
kataku sambil menangis tersedu sedu. Aku pun lari keluar dari kamar kakakku dan
pergi ke rumah Mike.
Aku mengetuk-ngetuk pintu rumah Mike dan
meneriakkan nama Mike terus menerus dengan sangat keras sambil berlinangan air
mata. Mike membuka pintu rumahnya, dan aku langsung memeluknya dengan erat
sambil menangis sesegukkan. Mike tidak langsung bertanya, dia hanya
mengusap-usap kepalaku dan menyuruhku duduk. Setelah tangisku mereda, Mike
mulai bertanya.
“Letta, kau kenapa? Apa yang membuatmu
menangis? Katakan padaku! Apakah ada seseorang yang menjahatimu?” tanya Mike
dengan lembut.
“A..aku ti..tidak i..ing..in
ter..ter..terpisah dari..mu,” jawabku sambil sesegukkan.
“Aku tidak akan terpisahkan darimu kok.
Memangnya apa yang membuatmu berkata seperti itu?” tanya Mike lagi sambil
mengusap-usap kepalaku.
“Kakak bilang kami semua akan pindah rumah.
Aku tidak ingin pindah rumah Mike. Aku tidak ingin terpisah darimu. Aku ingin
bersamamu terus Mike. Kalau aku pindah rumah, aku tidak akan bermain denganmu
lagi nanti. Aku tidak ingin, Mike” kataku sambil menangis lagi.
“Sudah-sudah kita masih bisa berbicara
lewat telepon kok. Aku akan selalu ingat denganmu, Let. Aku menyayangimu.
Percaya padaku, kita akan bertemu lagi. Aku janji padamu.” Mike meyakinkanku
dan akhirnya aku ikut keluargaku pindah ke rumah yang baru.
Hari pertama di rumah yang baru, aku selalu
menyendiri dan terdiam mengingat Mike. Hari kedua, aku mulai beradaptasi. Hari
ketiga, aku memasuki sekolah yang baru dan mulai memiliki teman yang baru. Hari
keempat dan seterusnya aku sudah bisa tersenyum seperti dulu saat bersama Mike.
9 TAHUN KEMUDIAN
Saat ini umurku sudah 19 tahun. Saat aku
sedang melamun, tiba-tiba bayangan masa kecilku muncul yang mengingatkanku pada
Mike, sahabat kecilku. Dari situlah, aku mulai terpikirkan pada Mike. Aku mulai
mencari-cari Mike dari akun sosial medianya. Dan aku menemukan nama Mike dari
akun sosial medianya. Tanpa berpikir panjang, aku langsung memulai obrolan
dengannya.
Aku :
“Hai Mike! Masih ingat denganku?”
Mike
: “Hai! Tentu aku ingat selalu padamu, Let. Bagaimana kabarmu sekarang?”
Aku :
“Alhamdulillah kabarku baik. Bagaimana denganmu?”
Mike
: “Alhamdulillah kabarku baik tapi tak sebaik saat kau bersamaku. Aku rindu
padamu, Let. Bisakah kita bertemu? Sungguh aku sangat sangat merindukanmu”
Aku :
“Aku juga merindukanmu. Bisa kok. Kapan kau bisa bertemu? Dimana?”
Mike
: “Aku tunggu kau di Cafe The Adorable jam 7 malam”
Aku :
“Baiklah, aku akan datang”
Saat
ini aku sedang bersiap-siap untuk bertemu dengan Mike. Setelah siap, aku segera
memasuki mobil putih bergambar hello kitty milikku dan langsung melajukan
mobilku menuju Cafe The Adorable.
Setelah sampai di Cafe, aku langsung menyari
Mike. Dan akhirnya aku menemukannya. Dan langsung saja aku memeluknya erat
karena rindu. Kami pun berbincang-bincang dengan sangat asiknya.
“Let, kalau aku saat ini menjadi pecandu
obat-obatan, apa kau masih ingin bersahabat denganku?” tanya Mike sambil
menatap mataku.
“Tentu saja aku masih ingin bersahabat
denganmu. Tapi dengan satu syarat. Kau harus berusaha untuk sembuh, tidak lagi
menjadi pecandu obat-obatan.” jawab ku pada Mike sambil menatapnya serius.
“Baiklah aku akan rehabilitasi tapi kau harus
janji tidak akan pergi meninggalkanku lagi ya. Aku sangat mencintaimu, Let.”
kata Mike sambil berlutut padaku
“Apa? Kau mencintaiku? Bagaimana bisa? Kami
bersahabat Mike!” kataku sambil menatapnya kecewa.
“Tapi aku mencintaimu, Let. Ku mohon jangan
marah padaku, perasaan seseorang tidak ada yang tahu akan jatuh pada siapa”
Mike terus memohon padaku
“Baiklah, aku tidak akan marah padamu. Tapi
janji yak au akan sembuh”
“Iya aku berjanji untukmu”
Setelah 6 bulan dari pertemuan kami, Mike
mendatangiku di rumahku. Dia telah sembuh dari kecanduan obat-obatan maka dari
itu, dia berani mendatangiku di rumah. Dia telah melakukan rehabilitasi selama
kurang lebih 6 bulan.
Kami
pun kembali seperti dulu saat kami kecil, bermain dan tertawa bersama-sama.
Hingga status persahabatan kami bertahan selama 2 tahun dari awal kesembuhan
dia pada kecanduan obat-obatan. Aku pun mulai mencintainya, diapun melamarku
dihadapan kedua orangtuaku. Orangtuaku sangat senang dan menyetujuinya. Pada
umurku tepat 22 tahun, kami melaksanakan pernikahan kami. Dan kami dikaruniai 2
anak kembar, 1 lelaki dan 1 perempuan.
Akhirnya
kehidupan persahabatan kami, kini menjadi kehidupan rumah tangga kami. Aku
senang memiliki seseorang seperti Mike dalam hidupku.
Yuniar Maulia Fajrianti – XI
IPA 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar