“Hanang,
pulang sekolah nanti jangan lupa untuk mengambil uang hasil gorengan kita di
kantin sekolah ya nak”ujar ibuku. Aku adalah Hanang Ilyasar, orang memanggilku
Hanang. Aku hidup hanya bersama ibuku, ntah apa yang terjadi terhadap ayahku
setiap ku tanyakan hal itu kepada ibuku ia selalu menangis dan langsung pergi
kemar. Maka dari itu aku sudah tidak mau menanyakan lagi tentang ayahku,
biarlah hanya ibu yang tau rahasia ini. Selama ini aku makan dan bersekolah
dari uang yang kami cari dengan mejual gorengan yang aku bawa kesekolah, aku
sering di hina oleh temanku sampai – sampai aku di juluki “Si Gorengan”.
Saat pulang
sekolah pada hari itu, ya hari dimana yang akan kuingat selama hidupku. Dimana
aku menolong seorang anak kecil yang lusuh, kurus, dan tanpa ada orang tua di
sampingnya. Aku hanya memberi 2 potong pisang goreng sisa dari dagangan tadi
pagi, raut wajah yang ada di pipi anak itu sangat lah gembira, aku hanya bias
tersenyum dan langsung pergi meninggalkan anak itu.
Keesokan
harinya aku bertemu dengan Joni di kantin, anak dari lurah yang sangat angkuh
dan menurut dia, ia lah yang paling kuat dan paling menguasai di sekolah. “eh!
Si Gorengan, ngapain lo disini khusus orang yang punya uang gak kaya lo” kata
Joni. Aku hanya terdiam dan pergi meninggalkan kantin tanpa membeli apa pun.
Saat pulang sekolah Joni dan teman – temannya ingin mengerjaiku, di saat yang bersamaan
anak yang aku tolong pada hari kemarin selalu menguntit ku. Ia mendengar
percakan joni dan teman – temannya. Tepat pada saat pulang sekolah anak itu
langsung menghampiri ku dan berbicara pada ku “ka Hanang tolong aku, tadi aku
mau mengambil sesuatu tapi sulit di gapai” “Oke, tenang aja aku pasti bantu
kamu” ujur ku. Joni menunggu ku tapi tak kunjung datang akhirnya ia pulang
dengan kekecawaan yang berat.
10 Tahun Kemudian
Saat ku
lulus dari kuliah, ingin rasanya aku ingin membanggakan ibuku dengan cara aku
masuk kerja di pemerintahan, tapi saat itu tiba dimana ibu ku jatuh sakit dan
aku tidak tau harus bagaimana. Ku bawa ibu ku ke rumah sakit dan langsung
seorang dokter membantu ibu ku. 4 jam berlalu, dokter memberi tahu bahwa ibu di
diagnosa terkena penyakit jantung. Aku terkejut melihat bill yang harus ku bayar. Saat itu ku pikir biarkan saja lah aku
harus menjual rumah ibu ku untuk membayar ini. Lalu seseorang menghampiri ku
dengan wajah yang familiar, ia berkata “sudah terbayar semua yang telah kau
lakukan terhadap ku”. Ternyata dial ah anak lusuh itu, dia berkata bahwa dari
dulu ia selalu mengikuti ku kemanapun aku pergi. Dia di adopsi oleh seorang
direktur persuhaan besar di Indonesia.
Setelah itu
aku tersadar bahwa suatu hal baik pasti akan di balas di akhirnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar