“Tak selamanya takdir itu menyakitkan,
karena kita sendirilah yang bisa
mengubahnya.”
Di suatu malam yang terang, Raisa adik dari
Raini sudah merasa ngatuk. Dia meminta kakanya untuk menceritakan sebuah
cerita.
“Kakak, ceritain sesuatu dong.” Pinta
Raisa.
“Raisa mau diceritain apa?”
“Apa aja kak, terserah kaka.”
“Yaudah, tapi Raisa dengerin ya.”
Dengan senang Raisa menjawab, “Iya ka!”
“Hmm,, judul ceritanya adalah Pangeran
Mahkota.” Lalu, Raini memulai ceritanya,
***
***
Di zaman dahulu kala, terdapat kerajaan
dari Dinasti Wang. Kerajaan itu memiliki dua ratu, tapi mereka tidak pernah
akur dan selalu berperang dingin. Sang Ratu Mahkota bernama Sri Maharani dan
Sang Permaisuri bernama Dewi Wulandari. Permaisuri Dewi selalu meminta Sang
Raja agar anaknya-lah yang menjadi Putra Mahkota, tapi Sang Raja tidak
mengabulkannya.
“Raja, Dewi inginkan anakku yang nanti
menjadi Pangeran Mahkota. Kau bisa mengabulkannya kan??”
“Maaf Permaisuri Dewi, Aku tidak bisa
mengabulkannya.”
“Mengapa tidak Raja?!” Permaisuri Dewi
mulai kesal.
“Seperti yang sudah ditetapkan, bahwa
kedudukan Putra Mahkota akan diberikan kepada pangeran dari Ratu Mahkota.”
“Bagaimana jika aku yang melahirkan
pangeran lebih dulu daripada Ratu Mahkota?!”
“Tetap pangeran dari Ratu Mahkota Sri-lah
yang akan memegang kedudukan Putra Mahkota.”
Permaisuri Dewi pun terdiam. Lalu, Sang
Raja melanjutkan perkataannya.
“Lagipula, aku tidak akan membiarkan hal
itu terjadi.”
“Apa maksudmu Raja?” Permaisuri Dewi
bingung.
“Maksudku, akan ku pastikan bahwa Ratu
Mahkota-lah yang akan mengandung duluan.”
Permaisuri Dewi hanya bisa diam dan pergi meninggalkan
Sang Raja dengan rasa kesal.
Waktupun berlalu, kedua ratu pun mengandung
anak Sang Raja. Usia kehamilannya pun lebih dulu Ratu Mahkota Sri daripada
Permaisuri Dewi. Permaisuri Dewi stres berat akan bagaimana nasib calon
banyinya nanti karena tidak akan mendapatkan tahta sebagai Putra Mahkota.
Akhirnya, disusunlah rencana untuk membunuh anak Ratu Mahkota Sri setelah
dilahirkan. Ternyata, tanpa sepengetahuan Permaisuri Dewi, salah satu orang
kepercayaan Ratu Mahkota Sri mendengar rencana pembunuhan anaknya setelah
lahir. Disampaikanlah berita itu kepada Ratu Mahkota Sri, beliau pun terkejut
bukan main setelah mendengar apa yang akan dilakukan oleh Permaisuri Dewi.
“Apa?! Aku tak menyangka Permaisuri Dewi
akan melakukan hal sekejam itu.”
Ucap Ratu Mahkota Sri dengan logatnya yang
khas dan suara yang lemah lembut. Kemudian, Sang Ratu terdiam sejenak. Susunan
rencana sudah tertulis di otaknya dan Ratu Mahkota Sri pun melanjutkan
perkataannya.
“Baiklah, kita ikuti saja jalan rencana
Permaisuri Dewi. Tapi, akan kita selipkan rencana kita.”
“Baiklah Ratu.” Jawab orangnya itu.
***
Suatu hari, Ratu Mahkota Sri melahirkan
seorang pangeran pertama dari raja kerajaan itu. Seorang pangeran mahkota
tampan yang diberi nama Fachri Fariel Darmawan. Namun, semua orang kerajaan
belum mengetahui nama pangeran mahkota. Ketika Permaisuri Dewi mendengar berita
kelahiran pengeran Mahkota, dia memulai rencananya karena ia hanya menginginkan
putranya-lah yang harus menjadi pangeran mahkota. Untuk menyelamatkan nyawa pangeran
mahkota, Ratu Mahkota Sri bergegas mengirimkan pangeran Fachri jauh dari
kerajaan ke sebuah keluarga sederhana yang terletak di dekat perbatasan
kerajaan beserta sepucuk surat dan
dirawat di sana.
Setelah mendengar kejadian itu, semua orang
kebingungan dan Sang Raja sangat sedih karena Ratu Mahkota Sri kehilangan
anaknya. Demi menjaga keselamatan pangeran mahkota, Ratu Mahkota Sri pun
berpura-pura sedih dan menangis bukan main. Mendengar pangeran mahkota sudah
tiada di istana, Permaisuri Dewi sangat senang bukan main. Permaisuri Dewi pun
menjalani masa kandungannya dengan perasaan aman.
Setelah beberapa bulan berlalu, Permaisuri
Dewi melahirkan seorang pangeran juga. Seorang pangeran tampan yang diberi nama
Farel Bramastha. Tapi Permaisuri Dewi menganggap putranya lah sebagai putra
mahkota karena pangeran mahkota sebelumnya tidak ada di istana lagi. Tak
seorang pun mengetahui keberadaan Pangeran Mahkota Fachri kecuali Sang Ratu
Mahkota Sri Maharani, dan dua orang yang berpihak kepadanya. Satu-satunya bukti
yang bisa menunjukkan bahwa Fachri itu pangeran adalah tanda lahir kerajaan di
bahu kanannya.
***
Beberapa tahun kemudian, Pangeran Fachri
tumbuh besar menjadi pria tampan. Dia hidup dengan nama Fariel. Fariel sangat
baik dan ramah kepada orang di sekitarnya, baik yang dikenal maupun yang tidak
dikenal. Dia adalah orang yang cerdas, pekerja keras, dan tak pernah gagal
untuk membanggakan keluarganya. Fariel juga berlatih seni bela diri sehingga
membuatnya ‘awas’ terhadap pergerakan di sekitarnya. Hal itulah yang membuatnya
disukai banyak orang dan menjadi idaman para wanita.
Tapi, Pangeran Farel sangat bertolak
belakang dengan sikapnya. Ya, dia tumbuh menjadi pria tampan dan juga pintar.
Tapi kebiasaan malasnya itu membuat Sang Raja khawatir. Tak hanya malas,
Pangeran Farel juga menyombongkan diri kepada orang sekitarnya. Dia banyak
melakukan kesalahan dan tidak sedikit orang yang membencinya. Pangeran Farel
juga tidak suka berlatih bela diri sehingga kemampuan pertahanan dirinya sangat
kurang. Semua yang ia lakukan hanyalah menghambur-hamburkan uang untuk
keperluannya sendiri tanpa memikirkan dampaknya kepada orang lain.
Awalnya Sang Raja berencana untuk
menjadikan Pangeran Farel sebagai Pangeran Mahkota. Tapi, beliau khawatir akan
prilakunya. Jadi, dia selalu memikirkan keadaan Pangeran Mahkota sebelumnya.
Selalu berharap bahwa dia masih hidup dan bisa mengambil posisi Putra Mahkota
kembali. Kemudian, Sang Raja memulai misi rahasia untuk mencari Pangeran
Mahkota tanpa sepengetahuan kedua Ratunya. Namun, hasilnya nihil. Sang Raja tak
bisa menemukan apa-apa karena tidak mengetahui apa-apa tentang Pangeran
Mahkotanya itu.
***
Suatu ketika, Fariel berkelana ke sebuah
air terjun. Tiba-tiba dia melihat sesuatu yang berkilau dari balik air terjun
itu. Dia menemukan sebuah pahatan kristal di sana. Lalu, dengan rasa penasaran,
Fariel menyentuhnya. Dia merasakan sesuatu yang sangat aneh.
Tiba-tiba, dia berada di tempat yang aneh.
Dia melihat alien yang disebut dengan ‘elektronik’. Orang-orang memakai pakaian
yang berbeda dengannya. Itulah yang disebut dengan zaman modern. Dia melihat
pahatan kristal itu terlepas dari tangannya, dan tergeletak di depannya. Dia
pun membawa kristal itu tanpa menyentuhnya karena dia ingin menelusuri tempat
itu beberapa saat.
Saat berkeliling, dia dianggap orang aneh.
Bahkan ada yang menganggapnya sebagai cosplay. Setelah berkeliling, dia memilih
untuk bersantai di pinggir sungai dekat dengan taman bunga yang indah. Fariel
melihat seorang malaikat yang sangat menawan. Seorang wanita seumurannya dengan
wajah yang anggun nan menawan itu berhasil menangkap hati Fariel.
‘Apa yang sedang dilakukan malaikat
secantik dia di tempat seperti ini??’ Ucapnya dalam hati.
Tanpa disadari, Fariel memandangi wanita
itu tanpa henti. Kemudian dia tersadar, Fariel pun menghampiri malaikat
itu. Mereka berkenalan dengan cara yang
tidak canggung. Dari situ, Fariel mengetahui nama asli wanita itu. Wanita
anggun itu bernama Setyani Putri Maharani, dengan nama panggilan Rani.
Beberapa saat setelah mereka berbincang,
Rani pun berdiri dan meninggalkan Fariel. Fariel pun berdiri dan mencoba
menghampiri Rani, tapi dia tersandung dan tanpa disangaja menyentuh pahatan
kristal itu. Dalam kecepatan kilatpun, Fariel kembali ke dunianya.
Rasanya seperti terbangun dari mimpi.
Ternyata dia tertidur di rerumputan dekat air terjun yang dia datangi. Fariel
pun bangun , kemudian melihat ke arah air terjun dengan rasa bingung dan
meniggalkannya begitu saja. Dia tidak memperdulikan apa yang sebelumnya
terjadi, ‘mungkin itu semua hanya mimpi’ gumamnya. Tanpa dia sadari, ada
sesorang yang melihatnya. Dia adalah peri yang hidup sebagi manusia.
***
Suatu hari, Fariel sedang berjalan di
pinggiran sungai dengan taman bunga yang indah. Dia bersantai dengan menikmati
pemandangan disana. Tiba-tiba, Fariel melihat seorang malaikat yang sangat
menawan. Seorang wanita seumurannya dengan wajah yang anggun nan menawan itu
berhasil menangkap hati Fariel.
‘Apa yang sedang dilakukan malaikat
secantik dia di tempat seperti ini??’ Ucapnya dalam hati.
Tanpa disadari, Fariel memandangi wanita
itu tanpa henti. Kemudian dia tersadar, Fariel pun menghampiri malaikat
itu. Mereka berkenalan dengan cara yang
tidak canggung. Dari situ, Fariel mengetahui nama asli wanita itu. Wanita
anggun itu bernama Setyani Tri Maharani, dengan nama panggilan Rani. Rani
memang orang yang mudah bergaul. Dengan mudah mereka menjadi teman dan sering
bertemu di tempat itu.
Fairel merasa ada hal yang aneh. Rasanya
seperti deja vu. Tapi, ini pertama kalinya mereka bertemu. Akhirnya dia
mengesampingkan pikirannay itu dan asyik berbicara dengan Rani. Orang yang
mengetahui apa yang sebenarnya terjadi adalah Rani sendiri. Dialah peri yang
melihat Fairel di air terjun itu. Peri tidak akan bisa mati apapun yang terjadi
dan pahatan kristal itu adalah tempat Rani berpidah-pindah dimensi.
Hari ke hari, dari waktu ke waktu, Fariel
dan Rani sering bertemu dan mengobrol di tempat yang sama. Selama itu juga,
perasaan yang dimiliki Fariel dan Rani tumbuh menjadi cinta. Tak satupun dari
mereka berani mengutarakan perasaannya. Namun, Fariel tidak pernah mengetahui
siapa Rani sebenarnya begitupun dengan Rani. Mereka pun hanya menjalin hubungan
sebagai teman selama ini.
Suatu saat, Rani harus pergi dan kembali ke
rumahnya yang ada di ibu kota. Ya, Rani adalah putri seorang bangsawan, putri
dari Menteri Pendidikan Prabu Susilo Kencana. Bukan putri kandung, karena dia
bukanlah manusia. Rani diangkat oleh keluarga Prabu Susilo Kencana sebagai anak
saat dia berwujud bayi. Hal itu terjadi karena Istri Prabu Susilo Kencana tidak
bisa memiliki anak dan berdoa agar diberikan anak.
Rani pun mendengar permintaan mereka dan
mengabulkannya. Maka, Rani menjadi anggota keluarga itu. Rani berbakat di
banyak hal, mulai dari kepribadian, akademik, keterampilan, olahraga, sampai
bela diri. Hati Rani masih milik Fariel, tapi dia dipersiapkan untuk mengikuti seleksi sebagai calon putri Mahkota
di Istana. Jika hal ini bukan karena keinginan ayahnya, Rani tidak akan mau
mengikuti seleksi itu.
Selama ini, Rani tidak pernah menganggap
hidup menjadi manusia itu adalah hal yang menyenangkan. Yang harus Rani lakukan
adalah mengikuti jalan permainannya sebagai manusia. Kecil, tumbuh, dewasa,
cinta, menikah, anak, dan akan terus seperti itu. Rani tidak mengenal cinta,
karena pada akhirnya mereka akan mati dan meninggalkan dia. Tapi, setelah
bertemu Fairel, kehidupan Rani sebagai manusia semuanya berubah.
Di hari berikutnya, Rani mengajak Fariel
untuk bertemu di tempat yang sama. ‘Mungkin ini pertemuan terakhirku
dengannya..’
***
Setelah menunggu, sampailah Fariel di
tempat itu. Rani pun memberanikan diri untuk memberitahukan siapa dia
sebenarnya.
“Fariel, aku..” ucapnya dengan ragu.
“Kamu? Kamu kenapa Ran??” tanya Fariel.
“Aku mau ngasih tahu kamu tentang siapa aku
sebenarnya..” ucap Rani dengan nada yang lembut.
“Sebenarnya aku adalah Putri dari Menteri
Pendidikan Prabu Susilo Kencana dari Dinasti Wang,” lanjutnya.
“Apa?!” ucap Fariel dengan nada terkejut.
“Memangnya apa yang dilakukan Putri
sepertimu di tempat ini?” lanjutnya.
“Aku sedang berlibur di daerah ini karena
aku sedang banyak pikiran hingga aku bertemu kamu disini.” Jawab Rani.
“Sebenarnya, apa tujuanmu mengatakan semua
ini pada ku?” tanya Fariel lagi.
“Aku.. Aku..” Rani terdiam sejenak, lalu
berkata
“Fariel, perasaan apa yang kau miliki pada
ku? Hanya teman, atau lebih?”
Fariel terdiam, lalu berkata
“Ya, aku hanya menganggapmu sebagai temanku
saja, tidak lebih dari itu.”
Mendengar hal itu, Rani seperti tertusuk
pedang di hatinya. Rani sangat sedih, tapi dia adalah peri sekaligus wanita
yang kuat. Dia tersadar setelah ditanya oleh Fariel, dan berbicara dengan
lembut disertai senyumnya yang membuat hati Fariel berdebar kencang.
“Ohh.. Jadi itu yang selama ini kau
rasakan?”
Fariel pun terdiam mendengar suaranya yang
khas di telinganya itu. Rani pun melanjutkan perkataannya,
“Baiklah kalau begitu, tujuanku sekarang
ada dua. Yang pertama itu memberitahumu identitasku yang sebenarnya. Dan yang
kedua adalah...”
Fariel hanya memandangi wajahnya yang akan
selalu diingat dihatinya.
“Memberitahumu bahwa aku akan kembali ke
ibu kota dan mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi Putri Mahkota 2 bulan
lagi.”
Fariel terdiam terkejut, rasanya seperti
ada petir yang menyambar dirinya. Sungguh sakit hatinya mendengar perkataan Rani.
“Baiklah, tujuanku sudah ku beritahu
padamu. Aku harus pergi sekarang..”
Dengat berat hati Rani mengambil langkah
menjauh dari Fariel yang hanya terdiam di sana. Setelah Rani hilang dari
pandangan, dia pun menagis. Fariel sedih karena mereka harus berpisah disaat
dia benar-benar mencintai Rani. Ya, dia terkejut setelah mendengar siapa Rani
sebenarnya. Tapi, meskipun dia sangat mencintai Rani, dia tetap tahu diri. Dia
itu hanya anak dari keluarga sederhana, sedangkan Rani adalah putri bangsawan.
Fariel terpaksa berbohong pada Rani tentang perasaannya.
Satu minggu berlalu, Fariel masih
memikirkan Rani. Rasanya ingin sekali dia menyusul Rani ke kota. Fariel pun
bercerita kepada keluarganya. Mendengar hal itu, keluarga yang telah merawat
Fariel berfikir bahwa sudah saatnya Fariel mengetahui yang sebenarnya. Dimana
dia harus kembali ke istana dan mengambil posisinya kembali sebagai pangeran
mahkota.
Diberitahukanlah segala hal tentang
dirinya. Mulai dari asalnya, namanya yaitu Pangeran Mahkota Fachri Fariel
Darmawan. Bagaimana dia bisa di rawat di keluarga angkatnya itu, serta sepucuk
surat yang dibawa bersamanya saat dia datang di keluarga itu. Setelah mendengar
semuanya, Pangeran Fachri mengatakan bahwa dia sangat bersyukur memiliki mereka
dan berterimakasih sudah mengetakan yang sebenarnya.
Keluarga yang selama ini tinggal bersamanya
adalah keluarga Erlangga Mulya Bakti. Keluarga sederhana yang sangat dipercaya
oleh Ratu Mahkota Sri untuk merawat bayinya. Kemudian, Pangeran Fachri bersiap
untuk memulai perjalanannya ke kota menuju istana dengan pakaian yang sangat
bagus layaknya bangsawan.
***
Beberapa hari kemudian, setelah melakukan
perjalanan jauh. Pangeran Fachri sampai di ibu kota. Dia sangat terkejut dengan
keadaan di luar dan di dalam ibu kota yang berbeda 180 derajat. Kemudian, dia
melanjutkan perjalanannya menuju istana dan bertemu langsung dengan Sang Raja
dan Ratu Mahkota.
Sesampainya di gerbang istana, seorang
penjaga istana bertanya kepadanya.
“Hey tuan muda. Apa yang membuatmu datang
kemari?”
“Aku di utus untuk bertemu langsung dengan
Sang Raja dan Ratu Mahkota.”
“Bagaimana aku bisa percaya padamu?”
“Aku membawa pesan untuk Raja dan Ratu
Mahkota. Nama pengirimnya tidak bisa disebutkan disni karena bersifat RAHASIA.
Pertama, izinkan aku masuk.”
Pangeran Fachri berhasil masuk ke dalam
istana dan bertemu langsung dengan Sang Raja dan Ratu Mahkota di aula istana.
Ternyata dia tidak hanya mereka, seluruh keluarga kerajaan sampai perdana
menteri kerajaan pun disana. Kemudian Sang Raja berkata,
“Apa yang membuatmu datang kemari tuan
muda?”
“kudengar kau membawa pesan penting
untukku.” Lanjutnya.
“Benar Raja. Aku datang untuk memberitahumu
bahwa aku adalah pangeran yang telah lama hilang. Pangeran pertama dari Ratu
Mahkota Sri Maharani.
Mereka semua terkejut akan pernyataan
Pangeran Fachri. Tapi, Sang Raja masih belum percaya dan bertanya,
“Bagaimana aku bisa percaya pada
perkataanmu itu?”
“Aku bisa membuktikannya.”
“Kalau kau memang bisa, buktikanlah.”
“Aku punya tanda lahir kerajaan di bahu
kananku.”
Sang Ratu terkejut karena yang mengetahui
hal itu hanyalah dia dan dua orang bawahannya itu. Pangeran Fachri menunjukkan
tanda lahirnya dan mereka semua sangat terkejut, lagi. Sekarang, giliran Sang
Ratu Mahkota Sri yang bertanya,
“Dimana kau tinggal selama ini?”
“Aku tinggal bersama keluarga terpercaya
dari salah satu orangmu ratuku.”
“Siapa nama keluarga itu?”
“Keluarga dari Erlangga Mulya Bakti,
Ratuku. Aku juga membawa sepucuk surat yang sudah ada bersamaku semenjak aku
datang ke keluarga itu.”
“Berikan padaku.” Ucap Sang Ratu Mahkota
Sri.
Sang Ratu pun terkejut. Beliau melihat isi
dan tulisan tangan yang merupakan tulisannya sendiri. Dialah yang menuliskan
surat itu, semua hal tentang Pangeran Fachri, kenapa dia bisa dikirim ke
keluarga itu, dan apa yang harus dilakukan keluarga itu untuk menjaga keamanan
Pangeran Fachri. Sang Ratu Mahkota Sri Maharani pun percaya akan pengakuan
Pangeran Fachri. Putra tunggalnya yang sangat dia sayangi dan cintai.
“Putraku! Kau telah kembali nak! Aku sanga
merindukanmu! Aku selalu memikirkan keberadaan dan keselamatanmu nak!”
“Ya ibunda, aku tahu itu. Keluarga angkatku
telah menceritakan semuanya.”
Sang Raja kebingungan. Masih tidak mengerti
tentang kejadian ini. Kemudian bertanya,
“Apa maksud sumua ini ratuku?”
Sang Ratu pun memberikan surat itu kepada
Sang Raja. Kemudian, Sang Raja langsung mebacanya baik-baik. Sang Raja pun
terkejut atas apa yang tertulis di surat itu. Beliau langsung berdiri, berjalan
menuju Pangeran Fachri dan langsung memeluknya dengat erat.
“Putraku, akhirnya kau kembali nak! Kau
tahu aku selalu menantikanmu di istana ini.”
“Ya ayah, maafkan aku karena telah
membuatmu sedih dan khawatir padaku.”, ucap Pangeran Fachri, lalu berkata,
“Tapi sekarang aku sudah kembali Ayah. Jadi
tak perlu sedih dan khawatir lagi.”
Sang Raja pun tersenyum dan mengangguk
kepada Pangeran Fachri. Kemudain, Sang Raja berkata,
“Panggil Permaisuri Dewi Wulandari dan
Pangeran Farel Bramastha ke sini sekarang juga!” perintahnya.
Sesampainya Permaisuri Dewi dan Putranya
Pangeran Farel di aula, Sang Raja mengumumkan.
“Kepada seluruh keluarga kerajaan, ku
kenalkan Pangeran Fachri Fariel Darmawan kepada kalian.”
Permaisuri Dewi terkejut karena putra Ratu
Mahkota tidak mati. Berarti rencana saat itu GAGAL! Kemudian, Sang Raja melanjutkan
perkataannya,
“Pangeran Fachri adalah Putraku dari Ratu
Mahkota Sri Maharani. Selain itu, Pangeran Fachri akan menduduki posisi
Pangeran Mahkota di kerajaan ini.”
Permaisuri Dewi semakin terkejut. Pangeran
Farel membuka mulutnya dan berkata,
“Ayah! Aku tidak terima ini.”
“Mengapa tidak?” tanya Sang Raja
“Karena yang seharusnya menjadi Putra
Mahkota itu aku. Sedangkan dia baru muncul sekarang. Selain itu, saat ini sudah
mendekati waktu Seleksi Pemilihan Putri Mahkota.”
“Kau salah! Yang seharusnya menjadi putra
mahkota itu memang Pangeran Fachri. Sedangkan kau, karena Putra Mahkota tidak
di sini sebelumnya, maka kau yang mengambil alih sementara. Tapi, sekarang
Putra Mahkota sudah kembali di istana ini.”
“Selain itu, karena Putra Mahkota
Fachribaru kembali. Maka Seleksi pemilihan Putri Mahkota akan diundur 1 bulan.”
Pangeran Farel hanya bisa diam. Kemudian
Sang Raja melanjutkan perkataannya,
“Kau memang pintar dan tampan, tapi kau
pemalas dan sombong. Kau bahkan tidak bisa bertarung, bagaimana kau bisa
mempertahankan negara kita jika kau tidak bisa melindunginya?”
“Tapi aku bisa merubahnya, yah!” jawab
Pangeran Farel.
“Apa buktinya?! Kau sudah sering melakukan
kesalahan yang sama. Lalu, kau meminta maaf dan mengatakan bahwa kau tidak akan
mengulaginya. Tapi apa hasilnya?!”
Pangeran Farel hanya bisa diam.
“Aku pernah mendengar nama Fariel
sebelumnya. Yang aku tahu dia itu orang yang terkenal di luar sana. Dia itu
anak yang cerdas, ramah, bekerja keras, dan pintar bela diri. Tapi, aku baru
tahu bahwa dia adalah Pangeran Fachri. Putraku, Putra Mahkota yang selama 18
tahun menghilang ternyata terkenal di negara ini.”
“Jadi dengan ini, aku nyatakan kembali.
Putra Mahkota dari Dinasti Wang adalah Pangeran Fachri Fariel Darmawan. Dia
telah memenuhi kualifikasi untuk menjadi Putra Mahkota, dan memang sudah
menjadi haknya karena dia adalah putra dari Ratu Mahkota Sri Maharani.”
Setelah itu, Sang Raja merubah tatapannya
menuju Permaisuri Dewi dan berkata,
“Dan kau, Permaisuri Dewi. Ku jatuhkan
hukuman karena kau mencoba membunuh Pangeran Mahkota setelah lahir. Hukumanmu
adalah tetap menjadi permaisuri, tapi kau tidak boleh ikut campur dengan urusan
kerajaan, apalagi tahta kerajaan. Jika kau tertangkap melakukan kejahatan lagi,
hukumanmu akan ditambah!”
Setelah mendengar hal itu, Permaisuri Dewi
pun langsung pingsan. Meskipun Pangeran Farel sudah tidak menjadi putra mahkota
lagi. Dia masih sombong, melakukan banyak kejahatan. Bahkan masyarakat lebih
menyukai Pangeran Fachri daripada Pangeran Farel. Pangeran Farel pun selalu
dihujat oleh masyarakat. Oleh karena itu, dia menjadi depresi dan membunuh
dirinya sendiri.
Dua
bulan pun berlalu, hari ini adalah hari dimana Seleksi Putri Mahkota dilakukan.
Setyani Tri Maharani, Putri dari Menteri Pendidikan juga mengikuti seleksi ini.
Rani tidak mengetahui nama apalagi wajah putra mahkota. Awalnya dia mengikuti
seleksi ini atas kemauan ayahnya. Sebenarnya Rani mengetahui semua tentang
penyeleksian seperti ini, tapi dia akan tetap bermain layaknya seorang manusia.
Demi ayahnya.
Setelah mengikuti seleksi dari sekian
banyak putri, terpilihlah Rani dan tiga orang putri lainnya. Di tahap terakhir
mereka ditanyakan oleh Sang Raja sendiri, hal yang paling sederhana tapi
mengandung jawaban yang sangat berarti bagi bangsa. Dua putri yang ditanya
tidak mampu menjawab pertanyaan Sang Raja. Ada satu putri yang bisa menjawab
dengan percaya diri, memang jawabannya bagus. Tapi jawaban dari Putri Rani bisa
mematahkan jawaban dari putri yang sebelumnya. Akhirnya, terpilihlah Putri Rani
yang menjadi Putri Mahkota.
Akhirnya Putri Rani dipindahkan ke dalam
istana untuk berlatih bagaimana menjadi putri mahkota, dan berlatih untuk
upacara pernikahan. Dengan mudah Rani mempelajari hal itu karena dia sudah
berada di dunia ini dari sebelum dinasti ini ada. Terkadang Rani sering pergi
ke dimensi lain untuk sekedar berjalan-jalan.
Suatu hari Putra Mahkota Fachri penasaran
tentang putri mahkota yang terpilih. Dia pun bertanya kepada dayang pribadinya.
“Hoi, putri mahkota yang terpilih, siapa
namanya??” tanyanya.
“Namanya adalah Putri Setyani Tri Maharani,
pangeran mahkota.”
‘Apa?! Yang terpilih menjadi putri mahkota
itu Rani?’ gumamnya dalam hati.
“O-Oh, baiklah kalau begitu.” Jawabnya.
Suatu malam, pangeran mahkota datang ke
kediaman putri mahkota dan memberinya kejutan. Putri mahkota merasa seperti
melihat Fariel.
‘Hah? Itu Fariel? Atau mungkin aku salah
lihat? Ahh tidak mungkin, dia itu kan tidak ada di istana.’ Gumamnya dalam
hati.
Kemudian, sosok Fariel yang menurutnya
hanya ilusi itu muncul lagi. Dia hanya menatap lelaki itu dengan gerak-gerik
kebingungan. Kemudian,
“Hai, Rani.”
‘Hah, kok ilusi bisa bicara?’ Rani
terkejut. Kemudian dia menepuk kedua pipinya agar dia tersadar. ‘ini cuman
ilusi kan? Iya ini cuman ilusi, ini ngga asli kok Ran.’ Tapi, setelah Rani
lihat lagi, Fariel malah tertawa.
“Hahaha, kamu ngapain kaya gitu?” tanya
Fariel.
“Kamu bukan ilusi?”
“Ya bukanlah.”
“Fariel? Kamu ngapain disini?”
“Memang kenapa?”
“Inikan istana. Kamu ngapain disini?”
Dengan santai Fariel menjawab, “Aku kesini
mau ngeliat kamu lah, mau ngapain lagi.”
“Tapi kan, aku sudah menjadi putri mahkota
disini. Ngga seharusnya kita bertemu lagi.”
“Tenang saja. Aku akan menjadikanmu milik
mu sebentar lagi.”
Rani tidak mengetahui bahwa Fariel adalah
Sang Putra Mahkota Fachri itu sendiri. Tanpa sepengetahuan Rani pun, semua
pelayan istana tidak ada di sekitar kediaman putri mahkota atas perintah putra
mahkota. Lalu, Fariel mengambil langkah menuju Rani dan mengecup keningnya.
“Tenang saja, Aku akan selalu disisimu.”
Rani pun bingung dan hanya bisa diam.
Kemudian, Fariel berkata,
“Aku mencintaimu Rani.”
Rani pun terkejut bukan main. Lalu, Fariel
memeluknya dan langsung pergi meninggalkannya.
“Sampai bertemu lagi nanti, Ran!” ucapnya
sambil berlari menjauh dari Rani.
***
Hari pernikahan pun dimulai dan diawali
dengan upacara pernikahan. Kedua mempelai pun lekas menuju tempat upacara.
Putra Mahkota sampai di tempat lebih dulu, kemudian disusul dengan Putri
Mahkota. Sesampainya Putri Mahkota di tempat, dia terkejut karena melihat
Fariel di tempat mempelai pria. Lalu Rani memejamkan matanya dan berkata, ‘jadi
ini maksud dia kita akan bertemu lagi nanti?’. Sesampainya di tempat, Rani pun
bertanya,
“Fariel? Kau itu, Putra Mahkota?”
“Fachri. Namaku Fachri. Fariel adalah nama
tengahku.”
Lalu, Rani tersenyum karena dia sangat
senang bahwa pangeran yang akan dia nikahi adalah lekaki yang dia cintai.
Pernikahan pun berjalan dengan lancar.
***
Memang sebenarnya Pangeran Fachri dan Putri
Rani sudah dijodohkan dari setelah lahir. Ayah dari Rani adalah salah satu
orang Ratu Mahkota yang mengetahui keberadaan Pangeran Fachri. Orang yang
mengantarkan Pangeran Fachri ke keluarga Erlangga Mulya Bakti adalah Menteri
Pendidikan itu sendiri. Jadi, semua yang telah terjadi terhadap Rani dan Fachri
adalah skenario asmara hasil dari rencana Sang Ratu dan Menteri Pendidikan itu
sendiri. Oleh karena itu, Ayahnya Rani meminta Rani untuk mengikuti seleksi
putri mahkota agar terlihat lebih adil.
Beberapa
tahun kemudian, Putra Mahkota telah menjadi Raja. Putri Mahkota juga telah
menjadi Ratu Mahkota dan sudah melahirkan seorang Pangeran dan seorang Putri.
Kehidupan mereka di istana sangat damai dan harmonis. Masa pemerintahan
Pangeran Mahkota juga berada dalam keadaan stabil. Merekapun menjalani
kehidupan mereka dengan bahagia selamanya.
“Selesai..” ucap Raini.
“Jadi
pesan yang bisa kita ambil dari cerita tadi adalah manusia pintar dan menawan
tanpa karakter tidak selamanya menjadi idaman, tapi yang berkarakterlah yang menjadi idaman dan
panutan semua orang.”
“Selain
itu, Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa melindungi rakyatnya.”
“
Yang terakhir itu-..”
“Banyak
banget sih ka?”
“Haha,
kamu tuh ya. Kaka belum selesai bicara.”
“Oh
iya maaf ka. Hehehe.”
“Yang
terakhir itu. Tak selamanya takdir itu menyakitkan, karena kita sendirilah yang bisa mengubahnya.”
“Wah,,
ceritanya bagus banget ka,, Pesan moralnya juga bagus. Tapi, aku paling suka
deh sama cerita asmara pangeran mahkotanya sama kebenaran kalau Rani itu peri
.”
“Wah,
bagus deh kalau Raisa suka sama ceritanya. Soalnya kakak takut kamu ga suka
sama cerita ini.”
“Iya
ka,, Raisa pengen deh bisa kayak gitu,,”
“Iya,
pasti Raisa akan merasakannya kok nanti. Tapi sekarang Raisa tidur ya, udah
malem.”
“Iya
ka.”
“Selamat
malem Raisa.”
Dengan
menguap, Raisa berkata, “Malem ka” dan terlelap pulas. Raini pun mematikan
lampu kamar dan menyalakan lampu tidur Raisa.
Tanpa
sepengetahuan siapapun, cerita yang Raini ceritakan adalah tentang dirinya.
Dialah peri yang bernama Rani di cerita itu. Sampai sekarangpun dia masih
menjalani hidup sebagai manusia, dan menjadi bagian dari keluarganya sekarang.
Raini pun tersenyum dan mengedipkan matanya. Lalu, pergi tidur di kasurnya dan
terlelap.
Oleh Vitaloka Dwi Maharani – XI IPA 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar