• 2
  • IMG_20150423_133609
  • IMG_7489
  • javascript image slider
  • IMG_7497
21 IMG_20150423_1336092 IMG_74893 IMG_75854 IMG_74975
jquery image carousel by WOWSlider.com v8.8

Sabtu, 07 Oktober 2017

Pangeran Mahkota





“Tak selamanya takdir itu menyakitkan, karena  kita sendirilah yang bisa mengubahnya.”

Di suatu malam yang terang, Raisa adik dari Raini sudah merasa ngatuk. Dia meminta kakanya untuk menceritakan sebuah cerita.
“Kakak, ceritain sesuatu dong.” Pinta Raisa.
“Raisa mau diceritain apa?”
“Apa aja kak, terserah kaka.”
“Yaudah, tapi Raisa dengerin ya.”
Dengan senang  Raisa menjawab, “Iya ka!”
“Hmm,, judul ceritanya adalah Pangeran Mahkota.” Lalu, Raini memulai ceritanya,

***

Di zaman dahulu kala, terdapat kerajaan dari Dinasti Wang. Kerajaan itu memiliki dua ratu, tapi mereka tidak pernah akur dan selalu berperang dingin. Sang Ratu Mahkota bernama Sri Maharani dan Sang Permaisuri bernama Dewi Wulandari. Permaisuri Dewi selalu meminta Sang Raja agar anaknya-lah yang menjadi Putra Mahkota, tapi Sang Raja tidak mengabulkannya.
“Raja, Dewi inginkan anakku yang nanti menjadi Pangeran Mahkota. Kau bisa mengabulkannya kan??”
“Maaf Permaisuri Dewi, Aku tidak bisa mengabulkannya.”
“Mengapa tidak Raja?!” Permaisuri Dewi mulai kesal.
“Seperti yang sudah ditetapkan, bahwa kedudukan Putra Mahkota akan diberikan kepada pangeran dari Ratu Mahkota.”
“Bagaimana jika aku yang melahirkan pangeran lebih dulu daripada Ratu Mahkota?!”
“Tetap pangeran dari Ratu Mahkota Sri-lah yang akan memegang kedudukan Putra Mahkota.”
Permaisuri Dewi pun terdiam. Lalu, Sang Raja melanjutkan perkataannya.
“Lagipula, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi.”
“Apa maksudmu Raja?” Permaisuri Dewi bingung.
“Maksudku, akan ku pastikan bahwa Ratu Mahkota-lah yang akan mengandung duluan.”
Permaisuri Dewi hanya bisa diam dan pergi meninggalkan Sang Raja dengan rasa kesal.
Waktupun berlalu, kedua ratu pun mengandung anak Sang Raja. Usia kehamilannya pun lebih dulu Ratu Mahkota Sri daripada Permaisuri Dewi. Permaisuri Dewi stres berat akan bagaimana nasib calon banyinya nanti karena tidak akan mendapatkan tahta sebagai Putra Mahkota. Akhirnya, disusunlah rencana untuk membunuh anak Ratu Mahkota Sri setelah dilahirkan. Ternyata, tanpa sepengetahuan Permaisuri Dewi, salah satu orang kepercayaan Ratu Mahkota Sri mendengar rencana pembunuhan anaknya setelah lahir. Disampaikanlah berita itu kepada Ratu Mahkota Sri, beliau pun terkejut bukan main setelah mendengar apa yang akan dilakukan oleh Permaisuri Dewi.
“Apa?! Aku tak menyangka Permaisuri Dewi akan melakukan hal sekejam itu.”
Ucap Ratu Mahkota Sri dengan logatnya yang khas dan suara yang lemah lembut. Kemudian, Sang Ratu terdiam sejenak. Susunan rencana sudah tertulis di otaknya dan Ratu Mahkota Sri pun melanjutkan perkataannya.
“Baiklah, kita ikuti saja jalan rencana Permaisuri Dewi. Tapi, akan kita selipkan rencana kita.”
“Baiklah Ratu.” Jawab orangnya itu.

***

Suatu hari, Ratu Mahkota Sri melahirkan seorang pangeran pertama dari raja kerajaan itu. Seorang pangeran mahkota tampan yang diberi nama Fachri Fariel Darmawan. Namun, semua orang kerajaan belum mengetahui nama pangeran mahkota. Ketika Permaisuri Dewi mendengar berita kelahiran pengeran Mahkota, dia memulai rencananya karena ia hanya menginginkan putranya-lah yang harus menjadi pangeran mahkota. Untuk menyelamatkan nyawa pangeran mahkota, Ratu Mahkota Sri bergegas mengirimkan pangeran Fachri jauh dari kerajaan ke sebuah keluarga sederhana yang terletak di dekat perbatasan kerajaan beserta sepucuk surat  dan dirawat di sana.
Setelah mendengar kejadian itu, semua orang kebingungan dan Sang Raja sangat sedih karena Ratu Mahkota Sri kehilangan anaknya. Demi menjaga keselamatan pangeran mahkota, Ratu Mahkota Sri pun berpura-pura sedih dan menangis bukan main. Mendengar pangeran mahkota sudah tiada di istana, Permaisuri Dewi sangat senang bukan main. Permaisuri Dewi pun menjalani masa kandungannya dengan perasaan aman.
Setelah beberapa bulan berlalu, Permaisuri Dewi melahirkan seorang pangeran juga. Seorang pangeran tampan yang diberi nama Farel Bramastha. Tapi Permaisuri Dewi menganggap putranya lah sebagai putra mahkota karena pangeran mahkota sebelumnya tidak ada di istana lagi. Tak seorang pun mengetahui keberadaan Pangeran Mahkota Fachri kecuali Sang Ratu Mahkota Sri Maharani, dan dua orang yang berpihak kepadanya. Satu-satunya bukti yang bisa menunjukkan bahwa Fachri itu pangeran adalah tanda lahir kerajaan di bahu kanannya.

***

Beberapa tahun kemudian, Pangeran Fachri tumbuh besar menjadi pria tampan. Dia hidup dengan nama Fariel. Fariel sangat baik dan ramah kepada orang di sekitarnya, baik yang dikenal maupun yang tidak dikenal. Dia adalah orang yang cerdas, pekerja keras, dan tak pernah gagal untuk membanggakan keluarganya. Fariel juga berlatih seni bela diri sehingga membuatnya ‘awas’ terhadap pergerakan di sekitarnya. Hal itulah yang membuatnya disukai banyak orang dan menjadi idaman para wanita.
Tapi, Pangeran Farel sangat bertolak belakang dengan sikapnya. Ya, dia tumbuh menjadi pria tampan dan juga pintar. Tapi kebiasaan malasnya itu membuat Sang Raja khawatir. Tak hanya malas, Pangeran Farel juga menyombongkan diri kepada orang sekitarnya. Dia banyak melakukan kesalahan dan tidak sedikit orang yang membencinya. Pangeran Farel juga tidak suka berlatih bela diri sehingga kemampuan pertahanan dirinya sangat kurang. Semua yang ia lakukan hanyalah menghambur-hamburkan uang untuk keperluannya sendiri tanpa memikirkan dampaknya kepada orang lain.
Awalnya Sang Raja berencana untuk menjadikan Pangeran Farel sebagai Pangeran Mahkota. Tapi, beliau khawatir akan prilakunya. Jadi, dia selalu memikirkan keadaan Pangeran Mahkota sebelumnya. Selalu berharap bahwa dia masih hidup dan bisa mengambil posisi Putra Mahkota kembali. Kemudian, Sang Raja memulai misi rahasia untuk mencari Pangeran Mahkota tanpa sepengetahuan kedua Ratunya. Namun, hasilnya nihil. Sang Raja tak bisa menemukan apa-apa karena tidak mengetahui apa-apa tentang Pangeran Mahkotanya itu.

***

Suatu ketika, Fariel berkelana ke sebuah air terjun. Tiba-tiba dia melihat sesuatu yang berkilau dari balik air terjun itu. Dia menemukan sebuah pahatan kristal di sana. Lalu, dengan rasa penasaran, Fariel menyentuhnya. Dia merasakan sesuatu yang sangat aneh.
Tiba-tiba, dia berada di tempat yang aneh. Dia melihat alien yang disebut dengan ‘elektronik’. Orang-orang memakai pakaian yang berbeda dengannya. Itulah yang disebut dengan zaman modern. Dia melihat pahatan kristal itu terlepas dari tangannya, dan tergeletak di depannya. Dia pun membawa kristal itu tanpa menyentuhnya karena dia ingin menelusuri tempat itu beberapa saat.
Saat berkeliling, dia dianggap orang aneh. Bahkan ada yang menganggapnya sebagai cosplay. Setelah berkeliling, dia memilih untuk bersantai di pinggir sungai dekat dengan taman bunga yang indah. Fariel melihat seorang malaikat yang sangat menawan. Seorang wanita seumurannya dengan wajah yang anggun nan menawan itu berhasil menangkap hati Fariel.
‘Apa yang sedang dilakukan malaikat secantik dia di tempat seperti ini??’ Ucapnya dalam hati.
Tanpa disadari, Fariel memandangi wanita itu tanpa henti. Kemudian dia tersadar, Fariel pun menghampiri malaikat itu.  Mereka berkenalan dengan cara yang tidak canggung. Dari situ, Fariel mengetahui nama asli wanita itu. Wanita anggun itu bernama Setyani Putri Maharani, dengan nama panggilan Rani.
Beberapa saat setelah mereka berbincang, Rani pun berdiri dan meninggalkan Fariel. Fariel pun berdiri dan mencoba menghampiri Rani, tapi dia tersandung dan tanpa disangaja menyentuh pahatan kristal itu. Dalam kecepatan kilatpun, Fariel kembali ke dunianya.
Rasanya seperti terbangun dari mimpi. Ternyata dia tertidur di rerumputan dekat air terjun yang dia datangi. Fariel pun bangun , kemudian melihat ke arah air terjun dengan rasa bingung dan meniggalkannya begitu saja. Dia tidak memperdulikan apa yang sebelumnya terjadi, ‘mungkin itu semua hanya mimpi’ gumamnya. Tanpa dia sadari, ada sesorang yang melihatnya. Dia adalah peri yang hidup sebagi manusia.

***

Suatu hari, Fariel sedang berjalan di pinggiran sungai dengan taman bunga yang indah. Dia bersantai dengan menikmati pemandangan disana. Tiba-tiba, Fariel melihat seorang malaikat yang sangat menawan. Seorang wanita seumurannya dengan wajah yang anggun nan menawan itu berhasil menangkap hati Fariel.
‘Apa yang sedang dilakukan malaikat secantik dia di tempat seperti ini??’ Ucapnya dalam hati.
Tanpa disadari, Fariel memandangi wanita itu tanpa henti. Kemudian dia tersadar, Fariel pun menghampiri malaikat itu.  Mereka berkenalan dengan cara yang tidak canggung. Dari situ, Fariel mengetahui nama asli wanita itu. Wanita anggun itu bernama Setyani Tri Maharani, dengan nama panggilan Rani. Rani memang orang yang mudah bergaul. Dengan mudah mereka menjadi teman dan sering bertemu di tempat itu.
Fairel merasa ada hal yang aneh. Rasanya seperti deja vu. Tapi, ini pertama kalinya mereka bertemu. Akhirnya dia mengesampingkan pikirannay itu dan asyik berbicara dengan Rani. Orang yang mengetahui apa yang sebenarnya terjadi adalah Rani sendiri. Dialah peri yang melihat Fairel di air terjun itu. Peri tidak akan bisa mati apapun yang terjadi dan pahatan kristal itu adalah tempat Rani berpidah-pindah dimensi.
Hari ke hari, dari waktu ke waktu, Fariel dan Rani sering bertemu dan mengobrol di tempat yang sama. Selama itu juga, perasaan yang dimiliki Fariel dan Rani tumbuh menjadi cinta. Tak satupun dari mereka berani mengutarakan perasaannya. Namun, Fariel tidak pernah mengetahui siapa Rani sebenarnya begitupun dengan Rani. Mereka pun hanya menjalin hubungan sebagai teman selama ini.
Suatu saat, Rani harus pergi dan kembali ke rumahnya yang ada di ibu kota. Ya, Rani adalah putri seorang bangsawan, putri dari Menteri Pendidikan Prabu Susilo Kencana. Bukan putri kandung, karena dia bukanlah manusia. Rani diangkat oleh keluarga Prabu Susilo Kencana sebagai anak saat dia berwujud bayi. Hal itu terjadi karena Istri Prabu Susilo Kencana tidak bisa memiliki anak dan berdoa agar diberikan anak.
Rani pun mendengar permintaan mereka dan mengabulkannya. Maka, Rani menjadi anggota keluarga itu. Rani berbakat di banyak hal, mulai dari kepribadian, akademik, keterampilan, olahraga, sampai bela diri. Hati Rani masih milik Fariel, tapi dia dipersiapkan untuk  mengikuti seleksi sebagai calon putri Mahkota di Istana. Jika hal ini bukan karena keinginan ayahnya, Rani tidak akan mau mengikuti seleksi itu.
Selama ini, Rani tidak pernah menganggap hidup menjadi manusia itu adalah hal yang menyenangkan. Yang harus Rani lakukan adalah mengikuti jalan permainannya sebagai manusia. Kecil, tumbuh, dewasa, cinta, menikah, anak, dan akan terus seperti itu. Rani tidak mengenal cinta, karena pada akhirnya mereka akan mati dan meninggalkan dia. Tapi, setelah bertemu Fairel, kehidupan Rani sebagai manusia semuanya berubah.
Di hari berikutnya, Rani mengajak Fariel untuk bertemu di tempat yang sama. ‘Mungkin ini pertemuan terakhirku dengannya..’

***

Setelah menunggu, sampailah Fariel di tempat itu. Rani pun memberanikan diri untuk memberitahukan siapa dia sebenarnya.
“Fariel, aku..” ucapnya dengan ragu.
“Kamu? Kamu kenapa Ran??” tanya Fariel.
“Aku mau ngasih tahu kamu tentang siapa aku sebenarnya..” ucap Rani dengan nada yang lembut.
“Sebenarnya aku adalah Putri dari Menteri Pendidikan Prabu Susilo Kencana dari Dinasti Wang,” lanjutnya.
“Apa?!” ucap Fariel dengan nada terkejut.
“Memangnya apa yang dilakukan Putri sepertimu di tempat ini?” lanjutnya.
“Aku sedang berlibur di daerah ini karena aku sedang banyak pikiran hingga aku bertemu kamu disini.” Jawab Rani.
“Sebenarnya, apa tujuanmu mengatakan semua ini pada ku?” tanya Fariel lagi.
“Aku.. Aku..” Rani terdiam sejenak, lalu berkata
“Fariel, perasaan apa yang kau miliki pada ku? Hanya teman, atau lebih?”
Fariel terdiam, lalu berkata
“Ya, aku hanya menganggapmu sebagai temanku saja, tidak lebih dari itu.”
Mendengar hal itu, Rani seperti tertusuk pedang di hatinya. Rani sangat sedih, tapi dia adalah peri sekaligus wanita yang kuat. Dia tersadar setelah ditanya oleh Fariel, dan berbicara dengan lembut disertai senyumnya yang membuat hati Fariel berdebar kencang.
“Ohh.. Jadi itu yang selama ini kau rasakan?”
Fariel pun terdiam mendengar suaranya yang khas di telinganya itu. Rani pun melanjutkan perkataannya,
“Baiklah kalau begitu, tujuanku sekarang ada dua. Yang pertama itu memberitahumu identitasku yang sebenarnya. Dan yang kedua adalah...”
Fariel hanya memandangi wajahnya yang akan selalu diingat dihatinya.
“Memberitahumu bahwa aku akan kembali ke ibu kota dan mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi Putri Mahkota 2 bulan lagi.”
Fariel terdiam terkejut, rasanya seperti ada petir yang menyambar dirinya. Sungguh sakit hatinya mendengar perkataan Rani.
“Baiklah, tujuanku sudah ku beritahu padamu. Aku harus pergi sekarang..”
Dengat berat hati Rani mengambil langkah menjauh dari Fariel yang hanya terdiam di sana. Setelah Rani hilang dari pandangan, dia pun menagis. Fariel sedih karena mereka harus berpisah disaat dia benar-benar mencintai Rani. Ya, dia terkejut setelah mendengar siapa Rani sebenarnya. Tapi, meskipun dia sangat mencintai Rani, dia tetap tahu diri. Dia itu hanya anak dari keluarga sederhana, sedangkan Rani adalah putri bangsawan. Fariel terpaksa berbohong pada Rani tentang perasaannya.
Satu minggu berlalu, Fariel masih memikirkan Rani. Rasanya ingin sekali dia menyusul Rani ke kota. Fariel pun bercerita kepada keluarganya. Mendengar hal itu, keluarga yang telah merawat Fariel berfikir bahwa sudah saatnya Fariel mengetahui yang sebenarnya. Dimana dia harus kembali ke istana dan mengambil posisinya kembali sebagai pangeran mahkota.
Diberitahukanlah segala hal tentang dirinya. Mulai dari asalnya, namanya yaitu Pangeran Mahkota Fachri Fariel Darmawan. Bagaimana dia bisa di rawat di keluarga angkatnya itu, serta sepucuk surat yang dibawa bersamanya saat dia datang di keluarga itu. Setelah mendengar semuanya, Pangeran Fachri mengatakan bahwa dia sangat bersyukur memiliki mereka dan berterimakasih sudah mengetakan yang sebenarnya.
Keluarga yang selama ini tinggal bersamanya adalah keluarga Erlangga Mulya Bakti. Keluarga sederhana yang sangat dipercaya oleh Ratu Mahkota Sri untuk merawat bayinya. Kemudian, Pangeran Fachri bersiap untuk memulai perjalanannya ke kota menuju istana dengan pakaian yang sangat bagus layaknya bangsawan.

***

Beberapa hari kemudian, setelah melakukan perjalanan jauh. Pangeran Fachri sampai di ibu kota. Dia sangat terkejut dengan keadaan di luar dan di dalam ibu kota yang berbeda 180 derajat. Kemudian, dia melanjutkan perjalanannya menuju istana dan bertemu langsung dengan Sang Raja dan Ratu Mahkota.
Sesampainya di gerbang istana, seorang penjaga istana bertanya kepadanya.
“Hey tuan muda. Apa yang membuatmu datang kemari?”
“Aku di utus untuk bertemu langsung dengan Sang Raja dan Ratu Mahkota.”
“Bagaimana aku bisa percaya padamu?”
“Aku membawa pesan untuk Raja dan Ratu Mahkota. Nama pengirimnya tidak bisa disebutkan disni karena bersifat RAHASIA. Pertama, izinkan aku masuk.”
Pangeran Fachri berhasil masuk ke dalam istana dan bertemu langsung dengan Sang Raja dan Ratu Mahkota di aula istana. Ternyata dia tidak hanya mereka, seluruh keluarga kerajaan sampai perdana menteri kerajaan pun disana. Kemudian Sang Raja berkata,
“Apa yang membuatmu datang kemari tuan muda?”
“kudengar kau membawa pesan penting untukku.” Lanjutnya.
“Benar Raja. Aku datang untuk memberitahumu bahwa aku adalah pangeran yang telah lama hilang. Pangeran pertama dari Ratu Mahkota Sri Maharani.
Mereka semua terkejut akan pernyataan Pangeran Fachri. Tapi, Sang Raja masih belum percaya dan bertanya,
“Bagaimana aku bisa percaya pada perkataanmu itu?”
“Aku bisa membuktikannya.”
“Kalau kau memang bisa, buktikanlah.”
“Aku punya tanda lahir kerajaan di bahu kananku.”
Sang Ratu terkejut karena yang mengetahui hal itu hanyalah dia dan dua orang bawahannya itu. Pangeran Fachri menunjukkan tanda lahirnya dan mereka semua sangat terkejut, lagi. Sekarang, giliran Sang Ratu Mahkota Sri yang bertanya,
“Dimana kau tinggal selama ini?”
“Aku tinggal bersama keluarga terpercaya dari salah satu orangmu ratuku.”
“Siapa nama keluarga itu?”
“Keluarga dari Erlangga Mulya Bakti, Ratuku. Aku juga membawa sepucuk surat yang sudah ada bersamaku semenjak aku datang ke keluarga itu.”
“Berikan padaku.” Ucap Sang Ratu Mahkota Sri.
Sang Ratu pun terkejut. Beliau melihat isi dan tulisan tangan yang merupakan tulisannya sendiri. Dialah yang menuliskan surat itu, semua hal tentang Pangeran Fachri, kenapa dia bisa dikirim ke keluarga itu, dan apa yang harus dilakukan keluarga itu untuk menjaga keamanan Pangeran Fachri. Sang Ratu Mahkota Sri Maharani pun percaya akan pengakuan Pangeran Fachri. Putra tunggalnya yang sangat dia sayangi dan cintai.
“Putraku! Kau telah kembali nak! Aku sanga merindukanmu! Aku selalu memikirkan keberadaan dan keselamatanmu nak!”
“Ya ibunda, aku tahu itu. Keluarga angkatku telah menceritakan semuanya.”
Sang Raja kebingungan. Masih tidak mengerti tentang kejadian ini. Kemudian bertanya,
“Apa maksud sumua ini ratuku?”
Sang Ratu pun memberikan surat itu kepada Sang Raja. Kemudian, Sang Raja langsung mebacanya baik-baik. Sang Raja pun terkejut atas apa yang tertulis di surat itu. Beliau langsung berdiri, berjalan menuju Pangeran Fachri dan langsung memeluknya dengat erat.
“Putraku, akhirnya kau kembali nak! Kau tahu aku selalu menantikanmu di istana ini.”
“Ya ayah, maafkan aku karena telah membuatmu sedih dan khawatir padaku.”, ucap Pangeran Fachri, lalu berkata,
“Tapi sekarang aku sudah kembali Ayah. Jadi tak perlu sedih dan khawatir lagi.”
Sang Raja pun tersenyum dan mengangguk kepada Pangeran Fachri. Kemudain, Sang Raja berkata,
“Panggil Permaisuri Dewi Wulandari dan Pangeran Farel Bramastha ke sini sekarang juga!” perintahnya.
Sesampainya Permaisuri Dewi dan Putranya Pangeran Farel di aula, Sang Raja mengumumkan.
“Kepada seluruh keluarga kerajaan, ku kenalkan Pangeran Fachri Fariel Darmawan kepada kalian.”
Permaisuri Dewi terkejut karena putra Ratu Mahkota tidak mati. Berarti rencana saat itu GAGAL! Kemudian, Sang Raja melanjutkan perkataannya,
“Pangeran Fachri adalah Putraku dari Ratu Mahkota Sri Maharani. Selain itu, Pangeran Fachri akan menduduki posisi Pangeran Mahkota di kerajaan ini.”
Permaisuri Dewi semakin terkejut. Pangeran Farel membuka mulutnya dan berkata,
“Ayah! Aku tidak terima ini.”
“Mengapa tidak?” tanya Sang Raja
“Karena yang seharusnya menjadi Putra Mahkota itu aku. Sedangkan dia baru muncul sekarang. Selain itu, saat ini sudah mendekati waktu Seleksi Pemilihan Putri Mahkota.”
“Kau salah! Yang seharusnya menjadi putra mahkota itu memang Pangeran Fachri. Sedangkan kau, karena Putra Mahkota tidak di sini sebelumnya, maka kau yang mengambil alih sementara. Tapi, sekarang Putra Mahkota sudah kembali di istana ini.”
“Selain itu, karena Putra Mahkota Fachribaru kembali. Maka Seleksi pemilihan Putri Mahkota akan diundur 1 bulan.”
Pangeran Farel hanya bisa diam. Kemudian Sang Raja melanjutkan perkataannya,
“Kau memang pintar dan tampan, tapi kau pemalas dan sombong. Kau bahkan tidak bisa bertarung, bagaimana kau bisa mempertahankan negara kita jika kau tidak bisa melindunginya?”
“Tapi aku bisa merubahnya, yah!” jawab Pangeran Farel.
“Apa buktinya?! Kau sudah sering melakukan kesalahan yang sama. Lalu, kau meminta maaf dan mengatakan bahwa kau tidak akan mengulaginya. Tapi apa hasilnya?!”
Pangeran Farel hanya bisa diam.
“Aku pernah mendengar nama Fariel sebelumnya. Yang aku tahu dia itu orang yang terkenal di luar sana. Dia itu anak yang cerdas, ramah, bekerja keras, dan pintar bela diri. Tapi, aku baru tahu bahwa dia adalah Pangeran Fachri. Putraku, Putra Mahkota yang selama 18 tahun menghilang ternyata terkenal di negara ini.”
“Jadi dengan ini, aku nyatakan kembali. Putra Mahkota dari Dinasti Wang adalah Pangeran Fachri Fariel Darmawan. Dia telah memenuhi kualifikasi untuk menjadi Putra Mahkota, dan memang sudah menjadi haknya karena dia adalah putra dari Ratu Mahkota Sri Maharani.”
 Setelah itu, Sang Raja merubah tatapannya menuju Permaisuri Dewi dan berkata,
“Dan kau, Permaisuri Dewi. Ku jatuhkan hukuman karena kau mencoba membunuh Pangeran Mahkota setelah lahir. Hukumanmu adalah tetap menjadi permaisuri, tapi kau tidak boleh ikut campur dengan urusan kerajaan, apalagi tahta kerajaan. Jika kau tertangkap melakukan kejahatan lagi, hukumanmu akan ditambah!”
Setelah mendengar hal itu, Permaisuri Dewi pun langsung pingsan. Meskipun Pangeran Farel sudah tidak menjadi putra mahkota lagi. Dia masih sombong, melakukan banyak kejahatan. Bahkan masyarakat lebih menyukai Pangeran Fachri daripada Pangeran Farel. Pangeran Farel pun selalu dihujat oleh masyarakat. Oleh karena itu, dia menjadi depresi dan membunuh dirinya sendiri.
     Dua bulan pun berlalu, hari ini adalah hari dimana Seleksi Putri Mahkota dilakukan. Setyani Tri Maharani, Putri dari Menteri Pendidikan juga mengikuti seleksi ini. Rani tidak mengetahui nama apalagi wajah putra mahkota. Awalnya dia mengikuti seleksi ini atas kemauan ayahnya. Sebenarnya Rani mengetahui semua tentang penyeleksian seperti ini, tapi dia akan tetap bermain layaknya seorang manusia. Demi ayahnya.
Setelah mengikuti seleksi dari sekian banyak putri, terpilihlah Rani dan tiga orang putri lainnya. Di tahap terakhir mereka ditanyakan oleh Sang Raja sendiri, hal yang paling sederhana tapi mengandung jawaban yang sangat berarti bagi bangsa. Dua putri yang ditanya tidak mampu menjawab pertanyaan Sang Raja. Ada satu putri yang bisa menjawab dengan percaya diri, memang jawabannya bagus. Tapi jawaban dari Putri Rani bisa mematahkan jawaban dari putri yang sebelumnya. Akhirnya, terpilihlah Putri Rani yang menjadi Putri Mahkota.
Akhirnya Putri Rani dipindahkan ke dalam istana untuk berlatih bagaimana menjadi putri mahkota, dan berlatih untuk upacara pernikahan. Dengan mudah Rani mempelajari hal itu karena dia sudah berada di dunia ini dari sebelum dinasti ini ada. Terkadang Rani sering pergi ke dimensi lain untuk sekedar berjalan-jalan.
Suatu hari Putra Mahkota Fachri penasaran tentang putri mahkota yang terpilih. Dia pun bertanya kepada dayang pribadinya.
“Hoi, putri mahkota yang terpilih, siapa namanya??” tanyanya.
“Namanya adalah Putri Setyani Tri Maharani, pangeran mahkota.”
‘Apa?! Yang terpilih menjadi putri mahkota itu Rani?’ gumamnya dalam hati.
“O-Oh, baiklah kalau begitu.” Jawabnya.
Suatu malam, pangeran mahkota datang ke kediaman putri mahkota dan memberinya kejutan. Putri mahkota merasa seperti melihat Fariel.
‘Hah? Itu Fariel? Atau mungkin aku salah lihat? Ahh tidak mungkin, dia itu kan tidak ada di istana.’ Gumamnya dalam hati.
Kemudian, sosok Fariel yang menurutnya hanya ilusi itu muncul lagi. Dia hanya menatap lelaki itu dengan gerak-gerik kebingungan. Kemudian,
“Hai, Rani.”
‘Hah, kok ilusi bisa bicara?’ Rani terkejut. Kemudian dia menepuk kedua pipinya agar dia tersadar. ‘ini cuman ilusi kan? Iya ini cuman ilusi, ini ngga asli kok Ran.’ Tapi, setelah Rani lihat lagi, Fariel malah tertawa.
“Hahaha, kamu ngapain kaya gitu?” tanya Fariel.
“Kamu bukan ilusi?”
“Ya bukanlah.”
“Fariel? Kamu ngapain disini?”
“Memang kenapa?”
“Inikan istana. Kamu ngapain disini?”
Dengan santai Fariel menjawab, “Aku kesini mau ngeliat kamu lah, mau ngapain lagi.”
“Tapi kan, aku sudah menjadi putri mahkota disini. Ngga seharusnya kita bertemu lagi.”
“Tenang saja. Aku akan menjadikanmu milik mu sebentar lagi.”
Rani tidak mengetahui bahwa Fariel adalah Sang Putra Mahkota Fachri itu sendiri. Tanpa sepengetahuan Rani pun, semua pelayan istana tidak ada di sekitar kediaman putri mahkota atas perintah putra mahkota. Lalu, Fariel mengambil langkah menuju Rani dan mengecup keningnya.
“Tenang saja, Aku akan selalu disisimu.”
Rani pun bingung dan hanya bisa diam. Kemudian, Fariel berkata,
“Aku mencintaimu Rani.”
Rani pun terkejut bukan main. Lalu, Fariel memeluknya dan langsung pergi meninggalkannya.
“Sampai bertemu lagi nanti, Ran!” ucapnya sambil berlari menjauh dari Rani.

***

Hari pernikahan pun dimulai dan diawali dengan upacara pernikahan. Kedua mempelai pun lekas menuju tempat upacara. Putra Mahkota sampai di tempat lebih dulu, kemudian disusul dengan Putri Mahkota. Sesampainya Putri Mahkota di tempat, dia terkejut karena melihat Fariel di tempat mempelai pria. Lalu Rani memejamkan matanya dan berkata, ‘jadi ini maksud dia kita akan bertemu lagi nanti?’. Sesampainya di tempat, Rani pun bertanya,
“Fariel? Kau itu, Putra Mahkota?”
“Fachri. Namaku Fachri. Fariel adalah nama tengahku.”
Lalu, Rani tersenyum karena dia sangat senang bahwa pangeran yang akan dia nikahi adalah lekaki yang dia cintai. Pernikahan pun berjalan dengan lancar.

***

Memang sebenarnya Pangeran Fachri dan Putri Rani sudah dijodohkan dari setelah lahir. Ayah dari Rani adalah salah satu orang Ratu Mahkota yang mengetahui keberadaan Pangeran Fachri. Orang yang mengantarkan Pangeran Fachri ke keluarga Erlangga Mulya Bakti adalah Menteri Pendidikan itu sendiri. Jadi, semua yang telah terjadi terhadap Rani dan Fachri adalah skenario asmara hasil dari rencana Sang Ratu dan Menteri Pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, Ayahnya Rani meminta Rani untuk mengikuti seleksi putri mahkota agar terlihat lebih adil.
     Beberapa tahun kemudian, Putra Mahkota telah menjadi Raja. Putri Mahkota juga telah menjadi Ratu Mahkota dan sudah melahirkan seorang Pangeran dan seorang Putri. Kehidupan mereka di istana sangat damai dan harmonis. Masa pemerintahan Pangeran Mahkota juga berada dalam keadaan stabil. Merekapun menjalani kehidupan mereka dengan bahagia selamanya.
“Selesai..” ucap Raini.
     “Jadi pesan yang bisa kita ambil dari cerita tadi adalah manusia pintar dan menawan tanpa karakter tidak selamanya menjadi idaman, tapi  yang berkarakterlah yang menjadi idaman dan panutan semua orang.”
     “Selain itu, Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa melindungi rakyatnya.”
     “ Yang terakhir itu-..”
     “Banyak banget sih ka?”
     “Haha, kamu tuh  ya. Kaka belum selesai bicara.”
     “Oh iya maaf ka. Hehehe.”
     “Yang terakhir itu. Tak selamanya takdir itu menyakitkan, karena  kita sendirilah yang bisa mengubahnya.”
     “Wah,, ceritanya bagus banget ka,, Pesan moralnya juga bagus. Tapi, aku paling suka deh sama cerita asmara pangeran mahkotanya sama kebenaran kalau Rani itu peri .”
     “Wah, bagus deh kalau Raisa suka sama ceritanya. Soalnya kakak takut kamu ga suka sama cerita ini.”
     “Iya ka,, Raisa pengen deh bisa kayak gitu,,”
     “Iya, pasti Raisa akan merasakannya kok nanti. Tapi sekarang Raisa tidur ya, udah malem.”
     “Iya ka.”
     “Selamat malem Raisa.”
     Dengan menguap, Raisa berkata, “Malem ka” dan terlelap pulas. Raini pun mematikan lampu kamar dan menyalakan lampu tidur Raisa.
     Tanpa sepengetahuan siapapun, cerita yang Raini ceritakan adalah tentang dirinya. Dialah peri yang bernama Rani di cerita itu. Sampai sekarangpun dia masih menjalani hidup sebagai manusia, dan menjadi bagian dari keluarganya sekarang. Raini pun tersenyum dan mengedipkan matanya. Lalu, pergi tidur di kasurnya dan terlelap.


Oleh Vitaloka Dwi Maharani – XI IPA 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar