Kenalkan namaku Awan, aku seorang yang selalu berfikir buruk tentang orang
lain. Aku mudah untuk berbicara kepada orang lain tapi selalu merasa kesepian
dalam hidupnya. Sejujurnya aku tidak mengerti dengan perasaan kesepian dalam
diriku ini. Aku bisa berbincang dengan teman-temanku seperti yang lain tapi
mungkin bagi mereka aku ini lebih tertutup. Yap, aku sering mendengar sih kalo
aku ini orangnya sulit bergaul. Aku selalu memikirkan urusan diriku sendiri
karena menurutku memikirkan orang lain yang belum tentu memikirkan kita itu
hanya buang-buang waktu saja. Tetapi sejujurnya aku sadar dengan sikapku yang
tidak mau memikirkan orang lain ini yang membuatku merasa selalu kesepian dan
dibayang-bayangi rasa kesedihan setiap harinya.
Disekolahku
yang sekarang aku memiliki teman sekelas yang unik. Unik disini bukan arti dari
unik yang sebenarnya, maksud unik menurutku adalah sangat berbeda dengan
sikapku yang kekanak-kanakan alias selalu mementingkan diriku sendiri.
Nama
temanku ini adalah Langit. Langit adalah salah satu idolaku selain Tom dalam
kartun “ Tom and Jerry “. Alasan aku menyukai Tom adalah karena ia selalu
tertawa ataupun mementigkan kepentingan musuhnya walaupun musuhnya selalu ingin
menjatuhkan dirinya, persis sepeti alasan aku menyukai temanku si Langit ini.
Ia selalu tertawa atau tersenyum dan selalu mementingkan kepentingan bersama
dibandingkan dengan kepentingan dirinya sendiri.
Pada
suatu saat Langit sering meminta pertolonganku tentang sesuatu yang sangat
sulit baginya tetapi sangat mudah dikerjakan menurutku.
“
Wan, gua denger lo kan suka ngedit-ngedit film gitu! Lo mau nggak jadi editor
buat lomba
film gua nanti? “.
“
Gua sih mau-mau aja Lang, lagian gua orangnya jarang banyak kerjaan kok, sama
kalo
Gua bisa bantu bakal gua bantu kok “.
Mulai
saat itu kami mulai dekat layaknya seorang sahabat. Kami mulai bercerita
tentang banyak hal. Mulai dari hal-hal yang kami gemari sampai hal-hal yang
kami benci. Dan pada saat itu juga aku baru tahu jika Langit ternyata memiliki
hobi yang aneh. Ia memiliki hobi suka membuat orang lain tertawa. Karena
menurutnya saat ia melihat orang tertawa akibat tingkah atau ulahnya, ia senang
akan hal itu.
Langit
memang mudah berbicara kepada orang, kali pertama aku melihatnya juga yang
pertama kali ada dibenakku adalah bahwa dia adalah orang yang sangat menganggu
karena setiap perkataan yang ia ucapkan seolah-olah tidak pernah dipikirkan
dahulu sebelum ia mengutarakannya. Sampai kadang-kadang ia suka mendapatkan
masalah akibat perkataannya yang asal berbicara. Namun bukan Langit namanya
kalau ia tidak dapat menyelesaikan masalah yang ia buat sendiri. Itulah kenapa
semakin lama aku berteman dengannya semakin aku lebih mengaguminya.
Pernah
suatu ketika Langit memiliki masalah yang menurutnya tidak bisa ia selesaikan
sendiri sampai pada akhirnya ia mulai bercerita padaku tentang masalahnya
tersebut
“
Eh, gua salah ngomong nih sama temen cewek gua, kira-kira lo ada masukan nggak?
“.
“
Lah kebiasaan lo mah! makanya kalo ngomong mikir-mikir dulu napa “
“
Yee, malah nyolot. Bantuin orang mah! “.
“
Iyee, emang masalahnya kenapa gitu? ”.
“
Gua ngeledek dia bau badan, eh gua kira bakal ketawa taunya nangis gile “.
“
Emang toil lo mah cewe mana yang nggak ngambek kalo diledek bau badan”
“
Yaudah intinya gua harus gua gimana? ”.
“
Gimana kalo lo minta maaf dan pura-pura bilang kalo yang kemarin bau yang lo
cium itu
Ternyata bau ketek lo sendiri “.
“
Anjir malu-maluin gua banget tapi okelah bakal gua coba “
Besoknya
Langit menemui Samudera teman kami yang nangis dibuat oleh-nya
“
Dra, maafin gua ya soal kemarin “
“
iyaa gua udah maafin lo kok! “. Jawab Samudera dengan nada kesal
“
Yee maafin lo mah ngask ikhlas nih, oke gua jujur aja ya ternyata bau yang gua
cium
Kemaren itu bau ketek gua “
“
ih apaansi jorok hahahaha “
“
Nah gitu dong ketawa, jadi di maafin kan? “
“
Iyadeh hahaha “
Setelah
masalah itu selesai Langit lebih sering bercerita tentang masalah-masalah
kehidupannnya. Dan aku baru tau juga ternyata Langit memiliki perasaan yang
sama denganku. Yaitu merasa kesepian dengan hidupnya. Aku bingung kenapa orang
yang mudah berbicara seperti Langit jutru merasakan hal yang sama denganku dulu
sebelum ia mengenalku. Akibat hal ini, otakku selalu dipenuhi dengan hal-hal
yang seharusnya tidak kupikirkan saat aku mulai mengenal Langit. Langit juga
sejujurnya bingung dengan hidupnya kenapa orang sepertinya justru merasa
kesepian. Dan setelah berbagi banyak cerita tentang kesepiannya kami, kami
sadar bahwa memiliki banyak teman bukan berarti kita akan bebas dari rasa
kesepian karena sejatinya kesepian merupakan cerminan atas diri kita sendiri.
Seperti hal nya diriku sebelum mengenal Langit yang hanya mengenal hitam,
putih, dan abu-abu. Dan atas nama langit biru aku setuju bahwa rasa kesepian
membuktikan bahwa aku yang dulu belum mencintai diriku sendiri.
M.Arya Damara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar