• 2
  • IMG_20150423_133609
  • IMG_7489
  • javascript image slider
  • IMG_7497
21 IMG_20150423_1336092 IMG_74893 IMG_75854 IMG_74975
jquery image carousel by WOWSlider.com v8.8

Sabtu, 07 Oktober 2017

Melati Hitam

Alarm berbunyi di telinga, sangat keras hingga aku terbangun dari mimpi yang sangat indah yaitu menaiki ferris wheel carnival yang sangat indah dan besar, menaiki wahan itu adalah kebahagiaan yang tiada tandingannya tapi sudahlah itu hanyalah mimpi dan takan pernah terjadi. Aku terbangun dari tempat tidur dimana aku menemani ibuku saat di rumah sakit dan saat itu aku juga melewati tiga puluh anak tangga untuk turun ke bawah , melewati corridor yang sangat sepi dan sunyi untuk keluar dan mencari sarapan untuk. Setelah aku memesan makanan, aku segera menuju ke ruangan di mana ibuku dirawat dan hanya aku dan ibuku diruangan tersebut memakan sarapan dengan lauk pauk yang sangat enak. Mungkin ini adalah sarapan terakhirku di negeri timur tengah, “ibu jadi ini gimana? Udah sehat belom” tanyaku ke ibu yang sedang sakit, “nak ibu sudah cape disini, besok pulang kok” jawab ibuku, hanya menunggu 1 hari untuk kita siap-siap untuk pergi pulang ke rumah.

     Mobil bermerek dodge yang melaju kencang akhirnya membawa ku pulang dengan selamat sampai tujuan. Saat tiba di rumah rasa gelisah ku hilang, rumah tangga berjalan seperti biasanya dan ibuku terlihat sehat sekali. Aku pergi ke sekolah dengan semangat tapi ada rasa dimana aku mulai gelisah lagi, Karena saat itu juga aku mulai daydream dan memikirkan ferris wheel itu akan hancur tertelan masa.

     Aku pulang menggenggam pintu rumah, rasanya hangat sekali dan tiba-tiba ada percakapan di antara kedua orangtua ku, tapi aku tak tahu apa yang mereka katakan dan mulai mengabaikannya. Aku membuka pintu dan langsung menuju kamar untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang dikasih oleh guru.


     2 jam terlewat lalu aku bertanya kepada ibuku yang sedang memasak untuk makan malam nanti, “bu, berantem lagi tah sama bapa?” Tanya ku bersandar di pintu dapur, “gak kok hanya masalah penyakit ibu” jawab ibu ku sedang memasak. Aku bertanya lagi ke bapa yang sedang asik menonton bola “pa emang ibu kambuh lagi penyakitnya?” Tanya ku, “iya, dia katanya lelah di rumah sakit, disuntik tapi hasilnya tidak memuaskan” jawab bapa sambil memegang remot tv.

     Haripun berlalu, ibu keliatannya masih sehat saja, oleh Karena itu aku tidak begitu gelisah memikirkan penyakit yang dialami ibuku, aku mengambil sarapam yang sudah disediakan dan melahapnya dengan santai lalu pergi ke sekolah, aku bersekolah di Middle East International School, bisa dikatakan juga sekolah yang paling unggul disana. Aku senang mempunyai banyak sekali teman, dan aku tak mau kehilangan mereka tapi dengan kondisi ibuku saat ini semua yang tidak mungkin bisa terjadi.

     Aku belajar dengan giat dan 7 jam berlalu. Aku langung pergi menuju rumah untuk beristirahat karena aku merasa sangat lelah, lalu aku tiba-tiba mendengar ibu berteriak kesakitan, dengan rasa ketakutan aku langsung menelpon bapa untuk segera pulang, aku sangat bingung sekali apa yang dialami ibuku selama ini, sakit tapi tak berdarah kan aneh sekali, tidak lama kemudian bapa pun pulang untuk membawa ibu ke rumah sakit terdekat. Di rumah sakit bapa,adik, dan aku tidak boleh memasuki ruangan karena ada tindakan dokter secara langsung, aku bertanya ke bapa.
“Pa, ibu ngelahirin lagi?” Tanya ku kebingungan
“Gak, itu penyakit ibunya kambuh lagi” jawab bapaku
“Trus gimana pa?” Tanya ku lagi
“Ya tunggu keputusan dokter aja dan berdoa” ucap bapaku ragu-ragu.
     Adzan isha terdenga, kita mencari masjid terdekat untuk melaksanakan sholat isha dan berdoa, setelah sholat kita langsung jalan menuju rumah sakit lagi, saat tiba di rumah sakit dokter keluar dan bicara kepada bapa dan aku sempat mendengarnya.
“pa gimana istri saya?” Tanya bapaku yang sangat cemas
“Sudah diambil cairannya ko pa” jawab dokter
Aku mulai sangat bingung cairan apa yang ada di dalam perutku ibuku sampai kesakitan begitu, saat aku diperbolehkan memasuki ruangan aku melihat ibuku yang sangat lemas, dan ia berkata ke bapaku “pa, ibu udah cape pa, mau ke indo aja”, keringatku mengalir dan ternyata benar perjalanan ku di negara timur tengah sampailah disini.
Saat ibuku mulai membaik, ia meminta untuk antarkan pulang, lalu bersiap-siap untuk pulang ke Indonesia. Bapaku sangat sedih dan begitu juga aku, mungkin ibu tau apa yang terbaik. Tapi pada saat itu, aku berada di pertengahan semester dan aku disuruh untuk menyusul ke Indonesia. Aku bertanya kepada ibuku.
“bu, beneran mau balik ke Indo?” Tanya ku
“iya, soalnya gak ada yang nemenin ibu saat di rumah sakit”

Hanya menunggu waktu, dan aku harus persiapan pulang ke Indonesia. Saat aku di bandara aku kebingungan arah mana yang harus aku tujui dan aku mulai bertanya-tanya ke satpam yang menjaga gerbang. Perjalanannya hanya membutuhkan 7 jam dari Qatar ke Indonesia. Saat aku tiba di Indonesia, ibu dan adik ku menjemputku dan aku melihat ibuku Dalam keadaan lemas dan sakit, dan aku suruh ibu untuk beristirahat. Saat tiba di rumah aku bingung mau ngapain berasa pengangguran bagiku saat itu juga, jadi aku menelfon saudara dekat ku untuk bawa aku pergi jalan-jalan keliling daerah cilegon.
Saat pulang aku bertanyan kepada ibuku tentang kapan aku mulai sekolah.
“bu, aku kapan sekolah?” tanyaku
“minggu depan aja yaa” jawab ibuku dengan lemas
MInggu depan aku mulai sekolah dan aku tidak punya teman sama sekali, dan aku juga masi sangat polos. Tapi aku tidak mau diam saja dan mulai mencari teman keesokan harinya, saat aku mempunyai teman aku tidak punya bahasan yang ingin dibahas jadi aku mengikuti mereka dan diam saja.
Saat aku kelas 8 aku mempunyai banyak cerita. Pada saat itu aku sekelas dengan orang yang bisa dibilang nakal dan senga, dan disaat itu aku juga mulai tidak merasa nyaman sekali dan aku tidak mempunyai teman juga pada saat itu karena teman yang dulunya sekelas sekarang tidak bersamaku, sampai saat itu aku sering dibully dan aku mulai bingung apa salah ku sampai dibully saat itu. Tapi dibalik ini aku juga mulai jatuh cinta betapa senangnya aku saat itu, aku mulai mendekatinya dengan berani dan diam-diam.
Hidupku harus mempunyai arus, dan harus tetap diatas jika melati menjadi hitam aku akan jatuh dibawah sangat dalam, dan dengan jatuh cinta ini aku berharap ferris wheel akan tetap berjalan walaupun tertelan oleh masa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar