• 2
  • IMG_20150423_133609
  • IMG_7489
  • javascript image slider
  • IMG_7497
21 IMG_20150423_1336092 IMG_74893 IMG_75854 IMG_74975
jquery image carousel by WOWSlider.com v8.8

Sabtu, 07 Oktober 2017

Langit Berbisik

Tiga sekawan yaa… itulah kami. Perkenalkan aku, Budi, dan Reza, kami adalah tiga sekawan yang suka berpetualang bersama melalui halang rintang, hutan lebat, dan menjelajah pulau yang belum pernah tersentuh oleh manusia. Orang bilang sih… aku pemalu dan aku penakut, tapi dibalik rasa takutku itu aku punya jiwa pemberani dalam diriku. Walaupun itu jarang muncul sih. Oiya perkenalkan ini temanku Budi dia anak hiking, pemberani, tapi dia kalo ketemu binatang melata dia suka menjerit kayak kucing disiram air. Satu lagi yaitu Reza dia anak yang paling alim dia kalau pergi kemana saja pasti selalu membawa tasbih, walaupun dia sedang olahraga, kalau aku dan Budi melakukan kesalahan pasti Reza lah yang memperingati kami berdua.

     Kami sekolah di SMAN 42 Jakarta, ya.. itulah sekolah kami. Disaat jam kosong kita selalu berkumpul bersama di kantin membahas kita akan pergi hiking sambil menikmati jajanan di kantin. Terkadang kita suka kumpul bersama di cafe di dekat taman kota. Terkadang kami suka membaca cerita-cerita tentang harta karun. Sampai aku membaca disbuah artikel adanya harta karun tersembunyi di salah satu gunung di dekat Malang dan Lumajang, yaitulah Gunung Semeru. Banyak, artikel yang mengatakan di gunung dengan ketinggian 3.676 MDPL (meter dari permukaan laut) salah satu gunung tertinggi di pulau jawa menyimpan beberapa rahasia di dalamnya yaitu harta karun. Diwaktu yang bersamman aku menceritakan itu kepada Budi dan Reza. Mungkin, gara-gara cerita itu adrenalin ku, Budi, dan Reza pun terpancing. Sampai akhirnya kita berpendapat untuk menemukan harta karun tersebut.

     Hari demi hari kita lewati bersama sampai saatnya kita melaksanakan ujian sekolah. Kita mengerjakan soal dengan sungguh-sungguh dan disaat istirahat kita belajar bersama sambil disempatkan persiapan kita untuk menuju gunung semeru. Yaa..hari libur pun telah tiba kita mempersiapkan apa saja yang kita butuhkan untuk mendaki gunung karena aku baru pertama kali naik gunung. Hingga pada saatnya kita berangkat dari Jakarta menuju Gunung Semeru, perjalanan yang cukup panjang. Diperjalanan kita menikmati keindahan alam sekitar jalan utara yang persis disamping laut, kita sampai di sana jam 12 malam. Yaa.. disana kita tidak dapat melihat apa-apa, kondisi di sana gelap Cuma hanya ada satu rumah yaitu pos pendakian awal. Kami menunggu sampai pos itu dibuka untuk mendaftarkan diri kami sebagai pendaki. Kita menulis kita akan pergi ke puncak gunung walaupun kita akan mencari harta karun di gunung tersebut.

     Pagi pun datang. Pos pendakian pun dibuka kami mendaftarkan diri kami di pos tersebut. Setelah, ada ijin akhirnya kami memulai perjalanan dalam mencari harta karun tepatnya berada di kuil kuno ditengah kawasan hutan Gunung Semeru, disaat siang hari aku bergaya menjadi sebuah ketua kelompok yang gagah menghadapi segala ranting dan semak semak yang berada di kanan dan kiri jalan. Dengan kompas yang aku bawa aku menuju ke arah barat karena kami akan mencari kuil itu bukan menuju puncak, yaa..kalo ingin menuju puncak kita harus kearah utara tapi kami memotong jalur melalui semak belukar dan hutan yang lebat.
     Hari semakin gelap, cahaya semakin hilang, dingin mulai datang. Yahh kami bertiga mendirikan tenda di lapangan kecil di tengah Gunung Semeru. Kami mencari kayu bakar di dekat area  kami membangun tenda, senja pun datang kami bergegas untuk shalat, kami terpaksa tayamum karna kalau kita menggunakan air maka persediaan air kita akan kurang untuk mencapai kuil tersebut. Yaps... seperti biasanya Reza yang memimpin dalam melaksanakan shalat. Setelah shalat kita berdoa kepada Allah agar senantiasa kita selalu diberi pertolongan. Sampai pada waktunya kita makan malam kali ini Budi yang bertugas menyalakan api dari kayu bakar yang kita siapkan sebelum menjelang malam. Semakin malam rasa dingin semakin menusuk tulang, aku teringat kalau disaat malam mungkin suhu di Gunung Semeru akan turun drastis dan sekarang adalah musin hujan maka suhu bisa jadi 2 derajat selsius. Kami bertiga menghiasi malam dengan menyantap sebuah makanan instan dan sebuah kopi hangat dan duduk diantara api unggun yang Budi buat, kami bertiga menjadi hangat. Dan tak lupa kami menaburkan garam disekitar tenda karena fungsi garam sebagai mengindari hewan melata mendekat. Kami bertiga tidur dalam satu tenda dan berhimpitan, karena kami bertiga merasa kedinginan akan terpaan angin yang masuk kedalam tenda. Budi yang kulihat daritadi dia gemetar gara-gara suhu yang dingin. Sedangakn. Reza hanya memegang tasbih yang dia pegang semenjak kita masuk ke tenda.

     Malam pun kita lewati bersama. Jam sudah menunjukan jam 6 pagi kami pun membereskan tenda dan sampah, setelah beres-beres kami pun melanjutkan perjalanan melewati hutan belantara, dengan udara yang mulai hangat kita menjadi semangat untuk mencari kuil tersebut, terlihat dari muka Budi yang semalam ia kedinginan, sekarang ia senang dan semangat untuk mencari dan mencari. Sedangkan, Reza hanya mengucapkan rasa syukur dan memegang tasbih. Waktu telah menunjukan jam 12 siang kami belum menemukan kuil tersebut kami hanya menemukan sebuah gubuk ditengah hutan dan diantara jurang tidak ada jembatan sama sekali. Kami penasaran dengan gubuk itu setelah mengambil keputusan akhirnya kami menuju gubuk itu dengan melewati jurang tersebut. Reza yang turun duluan dan Budi selanjutnya dah habis itu aku, dengan memegang ranting pohon kami turun untuk menuju gubuk tersebut, akhirnya kami sampai di gubuk tersebut kami bertiga terheran karena kami hanya menemukan bekas makanan instan dan  dan beberapa pakaian yang segaja ditinggalkan oleh pendaki lain. Akhirmya, kami istirahat di gubuk itu sebentar sambil menikmati pemandangan sekitar. Aku melihat Budi sedang minum dengan melihat pemandangan sekitar sedangkan Reza dia tak henti henti bersyukur kepada tuhan, sedangkan aku hanya melepaskan rasa  lelah akibat turun jurang  tadi. Saking lelahnya aku tertidur pulas di gubuk itu, aku tak sadar aku ditinggal oleh Budi dan Reza.

     Hari mulai gelap petualangan ku dimulai, aku berusaha bertahan hidup layaknya tentara yang mencoba kabur dari area lawan. Dengan makanan dan tenda yang aku bawa aku berjuang sendiri di tengah hutan yang lebat. Malam kulewati dengan mendirikan tenda di dekat pohon yang tinggi dan aku membuat api unggun untuk menghangatkan diriku. Dengan sisa makanan yang aku punya aku percaya aku bisa melewati ini dan bertemu Budi dan Reza. Dimalam yang gelap aku melihat langit dengan banyak bintang aku memikirkan bagaimana cara untuk menemukan sahabatku. Sampai aku melihat satu bintang yang menuju kesatu arah yaa… itu menuju ke arah timur. Aku berpikir mungkin Budi dan Reza ada disana, tidak ingat akan bahaya aku merapikan tenda ku dan meninggalkan bekas mungkin Budi dan Reza melewati itu dan mereka tahu kalau aku pernah tinggal disitu.

     Malam semakin gelap,hanya suara hewan sekitar aku berjalan seorang diri di tengah hutan yang aku pikir pasti ada mereka di sana. Jam sudah menunjukan jam 3 pagi,aku ingat biasanya jam 3 pagi adalah waktu dimana para makhluk halus keluar. Tapi aku berusaha untuk melawan rasa takut ku dengan sebuah keberanian yang secara spontan itu datang kepadaku. Aku mendengar sebuah suara-suara yang belum pernah aku dengar sebelumnya, tapi aku coba untuk fokus dengan tujuanku yaitu menemukan kuil tersebut dan menemukan kawan-kawan ku. Aku tidak henti untuk melihat kondisi di sekitarku dan aku melihat ada sebuah cahaya dari kejauhan, dengan rasa berani aku mendekati cahaya tersebut dan tidak ku sangka itulah kuil tua tersebut aku merasa senang bisa menemukan kuil tersebut dan tidak lama kemudian aku melihat Budi dan Reza yang sedang duduk di samping perapian.

     “  Weh.. kalian kemana aja tadi?”aku bertanya.
     “ Lah harusnya aku yang Tanya kamu, tadi kamu kemana?”Tanya Budi.
     “ Aku tadi ketiduran di gubuk kalian semua pada ninggalin aku.” Aku menjawab.
     “ Oiya maap soalnya tadi pas aku sedang melihat ke kanan aku melihat kayak harimau gitu              makanya aku tinggal eh taunya si Budi malah ikut lari juga hehe…” Reza menjawab.
    
     Akhirnya aku senang bisa menemukan kuil tersebut dan kawan-kawan ku dan kita semua tidur bersama berdempetan gara-gara kedingan.

     Keesokan paginya kami mencari harta karun di dalam kuil tersebut dan ternyata mencari harta karun itu mudah tidak seperti bayangan kami. Dan akhirnya kami menemukan harta karun tersebut dan kami semua senang karena bisa menemukan harta karun tersebut dan bisa menjelajah bersama. Ini adalah pelajaran yang baru buatku karena disaat kita tidak bisa melakukan apa-apa kita harus percaya dengan diri kita sendiri dan hilangkan rasa yang tidak baik buat kita.


     Kami pulang ke Jakarta dengan sebuah kisah yang menarik selama kita mencari harta karun bersama. Pada awal masuk hari sekolah biasanya kita harus mencceritakan pengalaman liburan kita, akuyang maju pertama dan aku menceritakan disaat aku mencari harta karun tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar