Tiga sekawan yaa… itulah kami. Perkenalkan
aku, Budi, dan Reza, kami adalah tiga sekawan yang suka berpetualang bersama
melalui halang rintang, hutan lebat, dan menjelajah pulau yang belum pernah
tersentuh oleh manusia. Orang bilang sih… aku pemalu dan aku penakut, tapi
dibalik rasa takutku itu aku punya jiwa pemberani dalam diriku. Walaupun itu
jarang muncul sih. Oiya perkenalkan ini temanku Budi dia anak hiking,
pemberani, tapi dia kalo ketemu binatang melata dia suka menjerit kayak kucing
disiram air. Satu lagi yaitu Reza dia anak yang paling alim dia kalau pergi
kemana saja pasti selalu membawa tasbih, walaupun dia sedang olahraga, kalau
aku dan Budi melakukan kesalahan pasti Reza lah yang memperingati kami berdua.
Kami
sekolah di SMAN 42 Jakarta, ya.. itulah sekolah kami. Disaat jam kosong kita
selalu berkumpul bersama di kantin membahas kita akan pergi hiking sambil
menikmati jajanan di kantin. Terkadang kita suka kumpul bersama di cafe di
dekat taman kota. Terkadang kami suka membaca cerita-cerita tentang harta
karun. Sampai aku membaca disbuah artikel adanya harta karun tersembunyi di
salah satu gunung di dekat Malang dan Lumajang, yaitulah Gunung Semeru. Banyak,
artikel yang mengatakan di gunung dengan ketinggian 3.676 MDPL (meter dari
permukaan laut) salah satu gunung tertinggi di pulau jawa menyimpan beberapa
rahasia di dalamnya yaitu harta karun. Diwaktu yang bersamman aku menceritakan
itu kepada Budi dan Reza. Mungkin, gara-gara cerita itu adrenalin ku, Budi, dan
Reza pun terpancing. Sampai akhirnya kita berpendapat untuk menemukan harta
karun tersebut.
Hari
demi hari kita lewati bersama sampai saatnya kita melaksanakan ujian sekolah.
Kita mengerjakan soal dengan sungguh-sungguh dan disaat istirahat kita belajar
bersama sambil disempatkan persiapan kita untuk menuju gunung semeru. Yaa..hari
libur pun telah tiba kita mempersiapkan apa saja yang kita butuhkan untuk
mendaki gunung karena aku baru pertama kali naik gunung. Hingga pada saatnya
kita berangkat dari Jakarta menuju Gunung Semeru, perjalanan yang cukup
panjang. Diperjalanan kita menikmati keindahan alam sekitar jalan utara yang
persis disamping laut, kita sampai di sana jam 12 malam. Yaa.. disana kita tidak dapat melihat apa-apa, kondisi di sana gelap
Cuma hanya ada satu rumah yaitu pos pendakian awal. Kami menunggu sampai pos
itu dibuka untuk mendaftarkan diri kami sebagai pendaki. Kita menulis kita akan
pergi ke puncak gunung walaupun kita akan mencari harta karun di gunung
tersebut.
Pagi
pun datang. Pos pendakian pun dibuka
kami mendaftarkan diri kami di pos tersebut. Setelah, ada ijin akhirnya kami
memulai perjalanan dalam mencari harta karun tepatnya berada di kuil kuno
ditengah kawasan hutan Gunung Semeru, disaat siang hari aku bergaya menjadi
sebuah ketua kelompok yang gagah menghadapi segala ranting dan semak semak yang
berada di kanan dan kiri jalan. Dengan kompas yang aku bawa aku menuju ke arah
barat karena kami akan mencari kuil itu bukan menuju puncak, yaa..kalo ingin
menuju puncak kita harus kearah utara tapi kami memotong jalur melalui semak
belukar dan hutan yang lebat.
Hari semakin gelap, cahaya semakin hilang, dingin mulai datang.
Yahh kami bertiga mendirikan tenda di lapangan kecil di tengah Gunung Semeru.
Kami mencari kayu bakar di dekat area
kami membangun tenda, senja pun datang kami bergegas untuk shalat, kami
terpaksa tayamum karna kalau kita menggunakan air maka persediaan air kita akan
kurang untuk mencapai kuil tersebut. Yaps... seperti biasanya Reza yang
memimpin dalam melaksanakan shalat. Setelah shalat kita berdoa kepada Allah
agar senantiasa kita selalu diberi pertolongan. Sampai pada waktunya kita makan
malam kali ini Budi yang bertugas menyalakan api dari kayu bakar yang kita
siapkan sebelum menjelang malam. Semakin malam rasa dingin semakin menusuk
tulang, aku teringat kalau disaat malam mungkin suhu di Gunung Semeru akan
turun drastis dan sekarang adalah musin hujan maka suhu bisa jadi 2 derajat
selsius. Kami bertiga menghiasi malam dengan menyantap sebuah makanan instan
dan sebuah kopi hangat dan duduk diantara api unggun yang Budi buat, kami
bertiga menjadi hangat. Dan tak lupa kami menaburkan garam disekitar tenda
karena fungsi garam sebagai mengindari hewan melata mendekat. Kami bertiga
tidur dalam satu tenda dan berhimpitan, karena kami bertiga merasa kedinginan
akan terpaan angin yang masuk kedalam tenda. Budi yang kulihat daritadi dia
gemetar gara-gara suhu yang dingin. Sedangakn. Reza hanya memegang tasbih yang
dia pegang semenjak kita masuk ke tenda.
Malam pun kita lewati bersama. Jam sudah menunjukan jam 6 pagi
kami pun membereskan tenda dan sampah, setelah beres-beres kami pun melanjutkan
perjalanan melewati hutan belantara, dengan udara yang mulai hangat kita
menjadi semangat untuk mencari kuil tersebut, terlihat dari muka Budi yang
semalam ia kedinginan, sekarang ia senang dan semangat untuk mencari dan
mencari. Sedangkan, Reza hanya mengucapkan rasa syukur dan memegang tasbih.
Waktu telah menunjukan jam 12 siang kami belum menemukan kuil tersebut kami
hanya menemukan sebuah gubuk ditengah hutan dan diantara jurang tidak ada
jembatan sama sekali. Kami penasaran dengan gubuk itu setelah mengambil
keputusan akhirnya kami menuju gubuk itu dengan melewati jurang tersebut. Reza
yang turun duluan dan Budi selanjutnya dah habis itu aku, dengan memegang
ranting pohon kami turun untuk menuju gubuk tersebut, akhirnya kami sampai di
gubuk tersebut kami bertiga terheran karena kami hanya menemukan bekas makanan
instan dan dan
beberapa pakaian yang segaja ditinggalkan oleh pendaki lain. Akhirmya, kami
istirahat di gubuk itu sebentar sambil menikmati pemandangan sekitar. Aku
melihat Budi sedang minum dengan melihat pemandangan sekitar sedangkan Reza dia
tak henti henti bersyukur kepada tuhan, sedangkan aku hanya melepaskan
rasa lelah akibat turun jurang tadi. Saking lelahnya aku tertidur pulas di
gubuk itu, aku tak sadar aku ditinggal oleh Budi dan Reza.
Hari
mulai gelap petualangan ku dimulai, aku berusaha bertahan hidup layaknya
tentara yang mencoba kabur dari area lawan. Dengan makanan dan tenda yang aku
bawa aku berjuang sendiri di tengah hutan yang lebat. Malam kulewati dengan
mendirikan tenda di dekat pohon yang tinggi dan aku membuat api unggun untuk
menghangatkan diriku. Dengan sisa makanan yang aku punya aku percaya aku bisa
melewati ini dan bertemu Budi dan Reza. Dimalam yang gelap aku melihat langit
dengan banyak bintang aku memikirkan bagaimana cara untuk menemukan sahabatku.
Sampai aku melihat satu bintang yang menuju kesatu arah yaa… itu menuju ke arah
timur. Aku berpikir mungkin Budi dan Reza ada disana, tidak ingat akan bahaya
aku merapikan tenda ku dan meninggalkan bekas mungkin Budi dan Reza melewati
itu dan mereka tahu kalau aku pernah tinggal disitu.
Malam
semakin gelap,hanya suara hewan sekitar aku berjalan seorang diri di tengah
hutan yang aku pikir pasti ada mereka di sana. Jam sudah menunjukan jam 3
pagi,aku ingat biasanya jam 3 pagi adalah waktu dimana para makhluk halus
keluar. Tapi aku berusaha untuk melawan rasa takut ku dengan sebuah keberanian
yang secara spontan itu datang kepadaku. Aku mendengar sebuah suara-suara yang
belum pernah aku dengar sebelumnya, tapi aku coba untuk fokus dengan tujuanku
yaitu menemukan kuil tersebut dan menemukan kawan-kawan ku. Aku tidak henti
untuk melihat kondisi di sekitarku dan aku melihat ada sebuah cahaya dari
kejauhan, dengan rasa berani aku mendekati cahaya tersebut dan tidak ku sangka
itulah kuil tua tersebut aku merasa senang bisa menemukan kuil tersebut dan
tidak lama kemudian aku melihat Budi dan Reza yang sedang duduk di samping
perapian.
“ Weh.. kalian kemana aja tadi?”aku bertanya.
“
Lah harusnya aku yang Tanya kamu, tadi kamu kemana?”Tanya Budi.
“
Aku tadi ketiduran di gubuk kalian semua pada ninggalin aku.” Aku menjawab.
“
Oiya maap soalnya tadi pas aku sedang melihat ke kanan aku melihat kayak
harimau gitu makanya aku
tinggal eh taunya si Budi malah ikut lari juga hehe…” Reza menjawab.
Akhirnya
aku senang bisa menemukan kuil tersebut dan kawan-kawan ku dan kita semua tidur
bersama berdempetan gara-gara kedingan.
Keesokan
paginya kami mencari harta karun di dalam kuil tersebut dan ternyata mencari
harta karun itu mudah tidak seperti bayangan kami. Dan akhirnya kami menemukan
harta karun tersebut dan kami semua senang karena bisa menemukan harta karun
tersebut dan bisa menjelajah bersama. Ini adalah pelajaran yang baru buatku
karena disaat kita tidak bisa melakukan apa-apa kita harus percaya dengan diri
kita sendiri dan hilangkan rasa yang tidak baik buat kita.
Kami
pulang ke Jakarta dengan sebuah kisah yang menarik selama kita mencari harta
karun bersama. Pada awal masuk hari sekolah biasanya kita harus mencceritakan
pengalaman liburan kita, akuyang maju pertama dan aku menceritakan disaat aku
mencari harta karun tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar